Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Penutupan Lokalisasi di Kotawaringin Timur Harga Mati di 2017

  • Oleh Rafiuddin
  • 03 Desember 2016 - 09:10 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur memberikan tenggat waktu kepada pengelola lokalisasi di daerah itu untuk tidak beroperasi mulai pada 2017. Pemerintah daerah memastikan akan menutup semua lokalisasi.

'Semua lokalisasi akan ditutup pada 2017. Tidak boleh lagi ada lokalisasi yang beroperasi di wilayah Kotim,' tegas Bupati Kotim Supian Hadi, Jumat (2/12/2016).

Dalam berbagai kesempatan Supian Hadi selalu menyosialisasikan rencana pentupan semua lokalisasi di Kotim. Penutupan itu juga seiring keputusan pemerintah pusat agar Indonesia bebas lokalisasi.

Untuk melakukan itu, Supian berharap dukungan dari seluruh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan seluruh elemen. Rencana pentupan itu jangan sampai jadi prokontra, karena seperti diketahui, penyakit seks bebas di Kotim sudah jadi bencana.

'Untuk melakukan pencegahan ini bukan hanya pemerintah tetapi juga tokoh masyarakat, agama, dan adat. Kotim, per 1 Januari penutupan lokalisasi atau tempat prostitusi. Tidak ada lagi pro-kontra nanti,' katanya.

Sebelum penutupan dilakukan, Supian meminta Sekretaris Daerah Putu Sudarsana merapatkan diri dengan para tokoh agama. Untuk membuat kesepakatan bersama elemen masyarakat, Kotim bebas prostitusi.

'Kalau ada kita sepakat ditindak secara tegas sesuai aturan undang-undang. Termasuk prostitusi terselubung di barakan, hotel-hotel dan penginapan akan ditindak tegas,' tegas Supian.

Saat ini terdapat tiga lokalisasi di Kotawaringin Timur. Yakni di kilometer 12 Jalan Jenderal Sudirman Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Mentawa Baru Ketapang; lokalisasi di Kecamatan Parenggean; dan lokalisasi di Desa Tangar Kecamatan Mentaya Hulu.

Lokalisasi terbesar yakni Jalan Jenderal Sudirman Kelurahan Pasir Putih yang lokasinya terbilang dekat dengan Sampit, Ibu Kota Kabupaten Kotim, yakni hanya 12 kilometer.

Hasil pendataan terakhir, ada 269 pekerja seks komersial yang menghuni tiga lokalisasi tersebut. Mereka berasal dari sejumlah daerah di Kalimantan, Jawa dan Jakarta.

Mudah-mudahan penutupan lokalisasi ini didukung semua pihak karena ini menjadi bencana bagi kita di Kotawaringin Timur. Ini menjadi kesepakatan seluruh tokoh masyarakat. Kos dan barak yang dijadikan tempat prostitusi harus ditindak tegas,' katanya. (RAFIUDIN/m)

Berita Terbaru