Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Belu Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pengurus Koperasi Tani Bahagia Kecurian Rp250 Juta

  • Oleh M Iwanuddin
  • 04 Desember 2016 - 19:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Para pengurus Koperasi Tani Bahagia, Desa Pangkalan 1 atau biasa disebut SP1, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar). Uang Rp250 juta milik koperasi yang diambil oleh langsung oleh ketua koperasi Cahrup, sekretaris Mujiono, dan bendahara Sudiro dari bank Mandiri Pangkalan Bun berpindah tangan ke tangan pencuri.

Pelaku yang berjumlah lebih dari satu orang sudah menjadikan mereka target ketika pengambilan uang di bank Mandiri Pangkalan Bun.

Meski uang sudah raib, ketiga pengurus itu patut bersyukur karena nyawa mereka tidak sempat terancam. Sebab kebanyakan kawanan pencuri tidak segan-segan melukai para korbannya saat melakukan aksi mereka.

Namun beredar isu kurang sedap mengenai musibah kecurian tersebut.  Mereka bertiga dicurigai atas hilangnya uang 250 juta milik koperasi.

Hal itu dikaitkan dengan akan berakhirnya masa jabatan para pengurus dan melaksanakan pemilihan pengurus koperasi yang baru. Sedangkan Mujiono selaku sekretaris baru saja memenangkan pilkades dan sudah dilantik pada Jumat (02/12/2016) malam. Sehingga ada isu atau kecurigaan yang terdengar bahwa uang tersebut bukan dicuri, melainkan dibagi oleh mereka bertiga.

Cahrup, Mujiono dan Sudiro, mengaku sudah mendengar tentang adanya isu tersebut. Mereka bertiga mengaku siap jika harus mengganti uang yang dicuri.

"Kami siap mengganti uang itu kalau memang hasil rapat akhir Desember nanti memutuskan seperti itu. Tapi kami juga tidak terima sudah dicurigai seperti ini. Ini sudah menyangkut harga diri,"ungkap Cahrup,Mujiono dan Sudiro kepada Borneonews.

Mereka berharap pihak kepolisian bisa mengungkap kasus tersebut. Agar kecurigaan yang ditujukan ke mereka bisa terbantahkan. Demi mengembalikan nama baik mereka sebagai pengurus dan warga SP1.

"Harapan kami, pihak kepolisian bisa menangkap pelakunya. Karena nama kami bertiga sudah dicap buruk atas kejadian ini,"ujar Cahrup mewakili rekan-rekannya.

Di lain pihak Kapolres Kobar AKBP Pria Premos mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman untuk mengungkap identitas pelaku. Pihak kepolisian menduga pelaku berjumlah lebih dari satu orang. Melihat dari aksinya, Polres Kobar menduga kawanan pencuri tersebut  merupakan sindikat pencurian yang sudah terorganisir.

"Kuat dugaan para pelaku berasal dari luar daerah. Dan cara kerja mereka tergolong profesional. Sehingga kami melihat adanya jaringan sindikat pencurian yang terorganisir," terang Pria Premos kepada Borneonews, Minggu (04/12/2016).

Guna mengantisipasi tindak kejahatan, Kapolres mengimbau masyarakat untuk meminta pengamanan ke pihak aparat, jika ingin mengambil uang ke bank dalam jumlah banyak. Sebab kawanan pencuri atau perampok siap melakukan aksinya disetiap kesempatan yang ada. 

"Mereka bisa beraksi kapan saja, dan siapapun bisa jadi korban tindak kejahatan. Untuk itu perlu adanya pengamanan guna meminimalisir hal-hal yang tidak kita inginkan,"ujarnya.

Kasat Reskrim Polres Kobar AKP Zaldy Kurniawan menambahkan, modus yang dipakai kawanan pencuri dengan cara memecahkan kaca mobil milik korban. Biasanya alat yang digunakan untuk memecahkan kaca mobil adalah serpihan busi. Serpihan busi dilemparkan ke kaca mobil milik korban. Dalam hitungan detik kaca pun pecah tanpa mengeluarkan bunyi keras. Sehingga korban tidak mendengar atau mengetahui kaca mobil mereka sudah pecah. Saat itulah mereka mengambil barang milik korban di dalam mobil.

"Mereka ini spesialis pencurian dengan memecahkan kaca mobil.Dan saat ini kami sedang melakukan proses penyelidikan untuk mengungkap identitas para pelaku," terang Kasat Reskrim Polres Kobar AKP Zaldy Kurniawan.

Persitiwa terjadi saat mereka bertiga berangkat dari kantor Koperasi Tani Bahagia menuju Pangkalan Bun sekitar pukul 13.00 WIB. Mereka tiba di bank sekitar pukul 13.45 WIB. Tanpa menunggu lama, mereka langsung masuk dan melakukan proses pengambilan uang. Proses transaksi pun begitu cepat karena sehari sebelumnya sudah mengonfirmasi pihak bank terlebih dahulu. 

Usai mengambil uang, para pengurus koperasi pun langsung keluar dari Bank Mandiri sekitar pukul 15.00. Kemudian kendaraan mereka meluncur ke arah kantor  Dinas Koperasi untuk menyelesaikan urusan yang berkaitan dengan kegiatan koperasi. Namun, kendaraan mereka  tidak langsung ke Dinas Koperasi melainkan mampir ke toko fotokopi yang berada di simpang lampu merah. Lokasi toko fotokopi tidak begitu jauh dari kantor koperasi, yakni sekitar 30-50 meter.

Saat turun dari mobil untuk memotokopi, penjaga potokopi memberitahukan bahwa ban kiri depan mobil mereka kempes. Saat itu juga ban tersebut diganti dengan ban serep yang masih bersegel.Usai mengganti ban, mereka menuju kantor Dinas Koperasi untuk menyerahkan berkas yang diminta oleh pihak dinas.

Setelah itu, mereka menuju pasar Indra Kencana atau pasar lama untuk membuat seragam anggota koperasi. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan lagi ke arah Perumahan Peringin Rindang untuk bertemu dengan pihak mitra koperasi. Namun saat mereka berada di lampu merah di depan SMPN 1 Pangkalan Bun, Ban yang baru diganti tadi juga ikut kempes.

Kendaraan pun melaju dalam keadaan kempes sampai di depan gereja di sebelah kantor Satlantas Kobar. Sekitar beberapa menit mereka berhenti di tempat itu. Akhirnya mereka memutuskan untuk mencari bengkel atau toko ban dengan mengarahkan kendaraan ke Jalan Kawitan.

Sampai di simpang tiga lampu merah Kawitan, ban mobil sudah tidak mampu lagi dibawa jalan. Akhirnya mereka behenti dan membongkar ban yang bocor. Setelah itu, Sudiro membawa ban ke bengkel mobil dengan naik ojek. Sambil menunggu Sudiro yang sedang menambal ban, Mujiono dan Cahrup pergi ngopi di warung yang jaraknya sekitar 7 meter dari kendaraan mereka.

Selang beberapa menit ada seorang pemuda yang datang menggunakan sepeda motor. Karena jarak motor yang diparkir cukup dekat dengan mereka, akhirnya perhatian mereka teralihkan ke pemuda tersebut. Pemuda itu pun sempat senyum dan menyapa Mujiono dan Sudiro sambil berlalu menuju ke arah pemilik warung.

Beberapa menit kemudian, pemuda itu keluar dan kembali menyapa mereka. Setelah itu iya pun pergi dengan mengendarai sepeda motornya. Sekitar 20 menit kemudian, Sudiro datang dengan membawa ban mobil yang sudah ditambal. Mujiono pun menghampiri Sudiro. Mereka berdua langsung memasang ban ke mobil. Sementara Cahrup masih berada di warung.

Setelah ban terpasang dan Cahrup sudah menuju mobil, mereka pun berencana melanjutkan perjalanan. Saat di dalam mobil, mereka belum menyadari akan musibah yang menimpa.Kala itu, Sudiro terkejut saat tangannya memegang pecahan kaca mobil yang berada di jok. Ia pun panik dengan mengatakan kenapa kaca mobil pecah.

Saat itu juga ia mencari tas yang berisi uang Rp250 juta. Namun, tas yang dicari sudah hilang dibawa oleh pencuri. Cahrup yang punya kenalan di Polres Kobar langsung mengontak rekannya. Ia pun memberitahukan tentang kejadian pencurian yang mereka alami. Tidak lama berselang, para anggota Reskrim tiba dilokasi dan melakukan olah TKP.

Setelah itu, mereka bertiga dibawa ke Polres Kobar untuk melakukan laporan pencurian. 

Sekitar pukul 21.00 WIB, Sudiro ditelepon warga SP1 untuk memberi tahu ada dua orang yang datang ke SP1 mencari Sudiro. Dengan tujuan untuk mengantar tas yang mereka temukan. Saat itu juga, pihak Reskrim dan ketiga pengurus meluncur ke SP1. Pihak kepolisian meminta ke warga setempat agar penemu tas disuruh menunggu sampai mereka datang ke lokasi. Setiba di SP1, polisi pun langsung meminta keterangan dari penemu tas.

Penemu tas mengaku bernama Naryo yang biasa berjualan tahu campur di depan rumahnya di dekat pintu gerbang Kobar. Lokasi rumah Naryo tepat dipinggir jalan. Saat dirinya ingin salat Maghrib, ia mendengar ada suara orang bicara dari luar rumahnya. Orang tersebut berbicara dalam bahasa Jawa dengan mengatakan "buak kono ae, buak kono ae, cepetan (sambil menghardik), buak kono ae".

Setelah diperiksa, uang dalam tas sudah tidak ada. Namun beberapa berkas termasuk buku tabungan atas nama Sudiro, ATM, dan setoran penarikan uang masih ada di dalam tas.

Hingga saat ini, kasus tersebut masih ditangani oleh pihak Reskrim Polres Kobar. (M IWANUDDIN/m)

Berita Terbaru