Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Petani dan Pengrajin Rotan di Seruyan Kembali Keluhkan Pemasaran

  • Oleh Parnen
  • 06 Desember 2016 - 16:32 WIB

BORNEONEWS, Seruyan - Petani dan pengrajin rotan di Kecamatan Hulu, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, kembali mengeluhkan kendala pemasaran. Saat ini hasil panen di Kecamatan Seruyan Hulu dan Suling Tambun, sentra utama penghasil rotan terbesar di Seruyan, sedang melimpah. Tetapi, mereka justru mengeluh. Pasalnya, selain murahnya harga jual rotan mentah, untuk pemasaran hasil kerajinan pun belum ada kepastian. Pemerintah daerah  belum bisa berbuat banyak.

Seorang petani rotan asal Kecamatan Seruyan Hulu, Supinur (47) menuturkan, di tengah melimpahnya rotan hasil panenan petani rotan, para petani harus memutar otak agar hasil panen rotan ataupun kerajinan rotan bisa menghasilkan uang. Sayangnya, sampai saat ini hampir seluruh petani rotan di dua kecamatan itu pasrah terhadap perkembangan pemasaran rotan mentah dan kerajinan.

'Kami sangat terkendala pemasaran kerajinan rotan yang dibuat. Begitu juga dengan penjualan rotan mentah ke luar daerah, kerap dimainkan oleh para tengkulak yang datang ke lokasi langsung (desa). Daripada rotan yang dipanen tidak mendatangkan pendapatan, terpaksa rotan mentah tetap kami jual kepada tengkulak yang datang, meski dengan harga yang sangat murah,' kata Supiannor di Kuala Pembuang, Senin (5/12/2016).

Adapun harga jual rotan mentah yang dibeli oleh tengkulak yang berasal dari luar daerah Seruyan, lanjut Supianoor, hanya seharga Rp100 ribu per 100 kilogram, sesuai harga yang disepakati bersama. Namun harga jual segitu, cukup dia maklumi karena biaya cost (pengeluaran) oleh si pembeli untuk pengangkutan dari lokasi asal rotan  juga jauh lebih besar dari harga beli yang disepakati.

'Sampai saat ini kita dari petani rotan masih terkendala akses jalan penghubung yang belum memadai. Tahu sendiri, jalan penghubung antar kecamatan masih belum maksimal dimanfaatkan warga untuk meningkatkan perekonomian mereka. Masalah lain, lokasi atau tempat pemasaran tetap kerajinan rotan yang kami hasilkan, juga belum ada. Terpaksa kami hanya dominan menjual rotan mentah meski dengan harga murah. Sementara penjualan kerajinan masih hanya terbatas antar desa dan kecamatan dengan harga yang sepantasnya,' ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disperindagkop UMKM) Seruyan, Laosma Purba mengakui, belum mendapatkan respon pasar terkait pemasaran hasil kerajinan rotan petani daerah hulu. Padahal pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin memfasilitasi agar kerajinan rotan dari Seruyan ini mampu dipasarkan dan diterima di luar daerah.

'Kita sudah berupaya memperkenalkan hasil kerajinan rotan mereka keluar daerah. Mulai dari mengikuti pameran baik ditingkat propinsi ataupun nasional. Namun sayangnya, masih belum ada pengusaha atau lembaga usaha khusus yang melirik atau berminat untuk diajak bekerja sama,' kata Laosma.

Saat ini, terang Loasma, mengenai rotan masih terfokus pada penjualan rotan mentah yang dibeli langsung ditempat pemanenan. Dimana rotan mentah yang ditawarkan ada yang dibawa langsung ke Propinsi Kalimantan Barat atau ke Sampit yang selanjutnya dari Sampit didistribusikan ke wilayah Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

'Inilah permasalahan rotan yang masih kita hadapi. Kita sifatnya hanya memfasilitasi, terutama untuk pemasaran khususnya kerajinan. Karena respon pasarnya belum ada. Meskipun kita sudah sering memberikan pembinaan dan pelatihan bagi para pengrajin rotan di Seruyan,' kata Laosma.

Dia berpendapat, guna mencari pemecahan dari permasalahan rotan tersebut, dia merencanakan ingin melakukan penguatan kelembagaan semacam pembentukan koperasi. Karena selama ini petani rotan dalam hal pemasaran masih dilakukan secara individu atau perorangan.

'Melalui penguatan kelembagaan dengan pembentukan koperasi yang didalamnya tergabung sejumlah kelompok petani rotan maupun pengrajin, diyakini mampu memberikan rangsangan tersendiri bagi petani untuk bisa meningkatkan hasil produksi rotan mereka. Hal ini agar mereka bisa bersemangat,' ungkap dia. (PARNEN/N).

Berita Terbaru