Aplikasi Kawal Pilkada dan Manajemen Relawan

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pemkab Kotim Dorong Petani Kembangkan Padi Jenis Batang Gadis

  • Oleh Rafiuddin
  • 05 Desember 2016 - 18:45 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur mendorong petani mengembangkan padi jenis Batang gadis, bukan hanya Siam Epang, yang sudah dipasarkan dengan baik. Jadi, mereka tidak hanya terpaku pada satu jenis, dalam penguasaan pasar.

'Sekarang kita tidak hanya mengembangkan Siam Epang tapi juga jenis padi yang menghasilkan beras pulen yakni batang gadis,' kata Kepala Dinas Pertanian Peternakan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kotawaringin Timur, I Made Dikantara, di Sampit, Senin (5/12/2016).

Saat ini kata Made, sudah ada petani Kotawaringin Timur yang menanam padi jenis ini sehingga tinggal dikembangkan lagi untuk menyesuaikan permintaan pasar.

Nasi dari beras siam epang banyak dikonsumsi masyarakat di Kalimantan Selatan. Sedangkan sebagian masyarakat Kalimantan Tengah, termasuk di Kotawaringin Timur, terbiasa mengonsumsi nasi pulen atau lembek. Beras jenis ini umumnya didatangkan dari pulau Jawa.

Untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan masyarakat atas beras pulen ini. Pemerintah daerah mencoba mengembangkan beras jenis itu. Struktur tanah di daerah inipun diakui cocok ditanami padi Batang gadis yang menghasilkan beras pulen.

Seperti diketahui kata Made, dua bulan terakhir, petani Kabupaten Kotawaringin Timur khususnya di Kecamatan Teluk Sampit memproduksi dan memasarkan beras kemasan jenis siam epang merek Ikan Jelawat. Pemasarannya cukup bagus, khususnya di kalangan aparatur sipil Negara (ASN).

Dikatakan Made, beras siam epang merupakan varietas asli Kotawaringin Timur yang sudah dipatenkan. Beras jenis ini menghasilkan nasi yang memang sedikit keras, umumnya cocok digunakan untuk membuat nasi goreng.

Produksi beras di Kotawaringin Timur terus meningkat. Setelah bertahun-tahun defisit, kini daerah ini mampu surplus, bahkan saat ini sudah lebih dari 3000 ton.

Sementara itu, Ketua Pemuda Tani Kotim, Abdul Rasyid mengatakan, permintaan beras lokal dengan kemasan lima kilogram sedikit membaik, meski baru dikalangan ASN saja. Namun itu sangat membantu menyerap beras petani lokal.

'Hampir dua bulan ini sudah mencapai 10 ton lebih yang terserap. Kami harap bukan hanya dikalangan ASN saja tapi juga perusahaan-perusahaan perkebunan bisa membeli beras local untuk karyawannya,' harap Rasyid. (RAFIUDIN/N).

Berita Terbaru