BORNEONEWS, Palangka Raya ' Dinas Sosial Kalimantan Tengah (Dinsos Kalteng) sangat memperhatikan kesiapan pelayanan dalam penyediaan logistik bencana. Jangan sampai misi sosial pemerintah tersebut tidak termanajemen dengan baik, sehingga tak berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu tepat sasaran dan tepat waktu penyaluran. Intinya, penyaluran bantuan kepada korban bencana jangan sampai menghilangkan esensi, misalkan bantuan dalam keadaan sudah kurang layak akibat masalah penyimpanan. 

"Kita ini melayani orang susah, layani mereka dengan senyum, penampilan petugas jangan seperti mereka yang bersedih apalagi cemberut. Berikan bantuan secepatnya ketika diminta oleh lurah yang daerahnya kena musibah. Cek kondisi logistik dan percepat penyaluran, jangan sampai sudah hapak/kadaluarsa baru disalurkan,' ucap Kepala Dinsos Kalteng, Guntur Talajan kepada Borneonews, di Palangka Raya, Senin (5/12/2016).

Guntur Talajan memastikan, selalu kontrol dengan mekanisme ketat semua pelaporan yang masuk. Agar data selalu terupdate sehingga setiap ada kekurangan cepat diketahui dan dicari solusinya. Karena itu, pihaknya membekali semua petugas dalam kendali jajarannya di 14 kabupaten/kota, antara lain pembekalan penyusunan laporan logistik.

Seperti dilakukan  pada Jumat-Sabtu pekan lalu, pembekalan penyusunan laporan logistik Semester II di Aula Dinsos Kalteng mengundang pejabat kementerian sosial (Kemensos) RI. 'Provinsi langsung kirim laporan secara online ke pusat. Barang yang ada di gudang dengan yang teradministrasi di laporan tidak boleh selisih. Laporkan sisa barang sesuai apa adanya, jangan sampai ada temuan. Meskipun ini barang, tapi kan ada nilainya,' pesan Guntur.

Ketua panitia, Reimart Yospanito menyebut, setidaknya ada empat materi yang diberikan meliputi kebijakan penyusunan logistik Dinsos Kalteng, optimalisasi pengelolaan logistik penanggulangan bencana, tata cara penyusunan laporan logisitik dan penatausahaan barang milik daerah.

'Narasumber salah satunya dari direktorat perlindungan sosial korban bencana alam Kemensos RI. Peserta adalah petugas aplikator logistik dan petugas gudang logistik dari 14 kabupaten/kota sehingga berjumlah 28 orang,' rincinya. (M. MUCHLAS ROZIKIN/N).