'BORNEONEWS, Palangka Raya - 'Populasi Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) merosot tajam. Setiap tahun jumlahnya menurun sekitar 20 persen. Saat ini, spesies dengan kemiripan genetis hingga 94 persen dengan manusia itu terancam punah.

Pada tahun 2004, ilmuwan memperkirakan total populasi orangutan di Pulau Kalimantan, mencapai sekitar 54 ribu. Namun pada 2007, International Union for Conservation Nature (IUCN) memasukkannya ke dalam daftar merah spesies yang terancam punah (endangered).

'Saat ini statusnya di alam liar terancam punah. Turun satu level lagi maka akan punah,' kata CEO Borneo Orangutan Survival Fondation (BOSF), Jamartin Sihite di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Se'lasa' ('6'/12/2016).

Kata dia, upaya yang bisa mereka lakukan untuk menjaga Orangutan Kalimantan dari kepunahan yakni dengan melakukan pelepasliaran. Kemudian dibarengi dengan menjaga lokasi pelepasliaran agar tidak dijamah kepentingan yang merusak lingkungan dalam skala besar.

Menurut Jamartin, aspek yang menyebabkan populasi orangutan sangat merosot sangat kompleks dan butuh kerjasama banyak pihak untuk menanggulanginya. Tapi peranan paling besar ada di pundak di tangah pemerintah yang memiliki kewenangan perijinan.

Lanjutnya, orangutan kebanyakan hidup di luar kawasan yang dilindungi termasuk di dalamnya wilayah industri kayu, yang praktiknya belum berkelanjutan, konsesi tambang dan perkebunan menyebabkan habitat mereka menjadi terfragmentasi.  (RONI SAHALA/*)