Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. OKU Selatan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Menatap Faktor yang Akan Pengaruhi Harga Minyak Sawit

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 22 Desember 2016 - 18:25 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Ada sejumlah sentimen positif yang diperkirakan dapat mendongkrak harga minyak sawit dan minyak nabati lainnya dalam perdagangan di sejumlah pasar komoditas global, Kamis (22/12/2016).

Beberapa faktor positif yang dapat memacu gairah beli minyak sawit dan minyak nabati adalah terhentinya rentetan pelemahan harga minyak sawit Malaysia pada perdagangan Rabu (21/12/2016), setelah dalam tiga sesi sebelumnya selalu berakhir melemah.

Menurut seorang pelaku pasar di Kuala Lumpur, seperti dikutip Reuters, para pelaku pasar mulai mengambil posisi beli sebagai antisipasi menjelang libur panjang Natal dan Tahun Baru. 

Selain itu, pasar juga merespons positif kenaikan futures minyak kedelai AS pada Rabu, yang merupakan pembalikan (rebound) dari level terendah dalam hampir sebulan menyusul kekhawatiran terhadap cuaca yang tak mendukung di kawasan Amerika Selatan, khususnya Argentina.

Namun demikian, pelemahan yang terjadi pada harga minyak mentah juga dapat mempengaruhi pergerakan harga minyak sawit dan minyak nabati lain. Setelah menguat dalam beberapa sesi terakhir, harga minyak mentah akhirnya melemah, Rabu.

Pemicu pelemahan itu adalah rilis data cadangan minyak mentah AS dari U.S. Energy Information Administration yang meningkat melebihi perkiraan.

Dalam laporannya, EIA mengindikasikan cadangan minyak mentah meningkat 2,26 juta barrel pada pekan yang berakhir 16 Desember. Padahal cadangan minyak ini diprediksi turun 2,3 juta barrel, menurut survei dari 13 analis dan pelaku pasar yang dirangkum The Wall Street Journal.

Di New York Mercantile Exchange, minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontrak Februari turun 81 sen, atau 1,5%, menjadi $52,49 per barrel, sekaligus memutus laju penguatan dalam tiga sesi terakhir.

Sedangkan minyak mentah Brent untuk kontrak Februari di ICE Futures exchange, London, turun 89 sen, atau 1,6%, menjadi $54,46 per barrel. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru