Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

BEI Awasi Saham Eagle High Plantation

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 28 Desember 2016 - 10:15 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Otoritas Bursa Efek Indonesia saat ini sedang mengawasi perkembangan harga dan aktivitas transaksi saham PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT).

"Telah terjadi peningkatan harga saham BWPT yang di luar kebiasaan dibanding periode sebelumnya (Unusual Market Activity/UMA)," ungkap Kepala Divisi Operasional Perdagangan BEI, Eko Siswanto, di Jakarta, Rabu (28/12/2016).

Sehubungan dengan terjadinya UMA ini, BEI mengharapkan para investor untuk memperhatikan jawaban perseroan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa, mencermati kinerja dan keterbukaan informasinya.

Di samping itu, investor sebaiknya mengkaji kembali rencana aksi korporasi perseroan apabila rencana itu belum mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

"Pertimbangkan juga berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi,' terangnya.

Menurut Eko, pengumuman UMA ini tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

Sebelumnya, Rajawali Group telah menandatangani perjanjian jual beli (Sale and Purchase Agreement/SPA) dengan Federal Land Development Authority(FELDA) Malaysia melalui anak usaha yang dimiliki sepenuhnya, FIC Properties SdnBhd (FICP), terkait penjualan saham PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT).

Deputy Managing Direktur Rajawali Group, Satrio Tjai, dalam keterangannya di Jakarta, mengatakan melalui kesepakatan ini, FICP akan memperoleh 37% saham milik EHP dengan total nilai US$505,4 juta. 

"Rincian lebih lanjut mengenai proses akuisisi belum dapat disampaikan saat ini, karena perjanjian jual beli harus terlebih dulu mendapatkan persetujuan dari otoritas terkait di Malaysia dan Indonesia," katanya. 

Lebih lanjut Satrio mengatakan dengan disepakatinya perjanjian tersebut, perseroan berharap memberikan peningkatan kemitraan yang solid antara Indonesia dan Malaysia dalam mengupayakan agenda yang besar pada industri minyak sawit global, melalui Dewan Negara-Negara Produsen Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOPC). (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru