BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Nur Rahma (10), gadis cilik penderita Leukimia sesekali meringis dan berteriak tak kuat menahan sakit, dalam perawatan di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Kalau sudah begitu, ibunda Ana Pebrianti sigap mengelus dan menenangkan putrinya, seraya menasehati agar tabah menerima cobaan berat itu.

Sang ibu yang terus menjaga anak pertama dari tiga bersaudara itu, yang terbaring lemah dalam perawatan di Ruang Sindur RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, terkadang menitikkan air mata. Ia tak tahan melihat Nur berteriak histeris, menahan sakit, nyeri pada sekujur tubuhnya.

Saban sang anak berteriak, merintih kesakitan, Ana Febriani segera menghampiri dan mengelus tubuh dan kening anaknya. Setidaknya elusan lembut tangan bunda mampu menenangkan Nur Rahma yang secara terus menerus kesakitan, meski coba ditahankan.

Ruang Sindur, kamar Nur Rahma ditempatkan tersendiri oleh pihak rumah sakit, nampak dipenuhi warga yang datang untuk memberikan  dukungan moril bagi kedua orang tua gadis kecil penderita kanker darah itu.

Meka datang dari segenap penjuru kota Pangkalan Bun, dengan berbagai latar belakang status sosial. Beberapa di antaranya para Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat, serta anggota komunitas di Pangkalan Bun.

Melihat begitu antusiasnya masyarakat membuat pihak rumah sakit membatasi masuknya pengunjung ke ruang perawatan. Mereka diwajibkan mengantongi izin dari pihak rumah sakit, hal ini dilakukan untuk menjaga kondisi Nur Rahma. (KOKO SULISTYO/N).