Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Komoditas Minyak Sawit Nasional Bangkit 2017

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 31 Desember 2016 - 09:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memperkirakan 2017 menjadi tahun kebangkitan komoditas minyak kelapa sawit (CPO) nasional. 

"Kami perkiraan produksi CPO tahun depan mencapai 33 juta ton dan ekspor diproyeksi bisa menembus 25 juta ton. Angka ini meningkat dari perkiraan produksi CPO tahun ini sekitar 30 juta ton dan ekspor yang hanya 22,5 juta ton," kata Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Fadhil Hasan, kepada pers di Jakarta, Jumat (30/12).

Selain perbaikan produksi tahun depan, menurut Fadhil, optimisme kenaikan ekspor CPO tahun depan juga didorong dengan bakal tumbuhnya sejumlah pasar ekspor baru yang menjadi alternatif pasar ekspor yang selama ini sudah digarap.

"Masa kelabu penurunan produksi kelapa sawit tahun ini segera berlalu dengan prospek yang lebih cerah tahun depan. Pada tahun depan, ekspor CPO tidak lagi bergantung pada India, Uni Eropa, dan Tiongkok sebagai tiga pasar CPO terbesar Indonesia seperti tahun ini," papar dia. 

Pasar ekspor India dan Tiongkok tahun ini turun, sedangkan pasar Uni Eropa relatif stagnan karena produk CPO Indonesia masih mendapatkan tekanan berat di Benua Biru tersebut.

Tahun depan, setidaknya ada tiga pasar baru yang bisa digenjot dan dijadikan pasar andalan. Pertama, Eropa Timur yang meliputi Rusia dan Ukraina, dua negara ini dinilai potensial karena selain tidak masuk dalam Uni Eropa yang kerap menghadang produk CPO asal Indonesia, kawasan Eropa Timur juga mulai menjadikan CPO sebagai produk minyak nabati yang kompetitif di negara tersebut.

Kedua, kawasan mediterania dan Timur Tengah, seperti Turki dan Iran. Turki tengah berupaya menjadi hub atau pintu masuk perdagangan CPO ke seluruh kawasan tersebut serta industri makanan berkembang sangat pesat, sedangkan Iran disebut-sebut mulai memiliki ketertarikan terhadap minyak sawit sehingga ke depan berpotensi menjadi importir tetap CPO dari Indonesia.

Ketiga, kawasan Asia Selatan. Bukan India yang akan dituju, melainkan Pakistan karena ada kabar yang menyebut Pakistan akan segera meneken perjanjian kerjasama perdagangan dengan Tiongkok yakni China Pakistan Economic Corridor (CPEC) berpotensi mengerek permintaan CPO Pakistan terhadap Indoensia tahun depan. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru