BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Menutup perdagangan 2016, aura positif terpancar dari transaksi minyak sawit, yang diwarnai dengan penguatan tahunan terbesar sejak 2010. Begitu juga dengan awal perdagangan 2017, yang diwarnai dengan penguatan harga minyak nabati pesaing sawit di India.

Kondisi tersebut diperkirakan akan mempengaruhi perdagangan minyak sawit Malaysia dan minyak nabati lain pada Rabu ini (3/1/2017).

Seperti dirangkum Reuters, beberapa faktor fundamental yang akan mempengaruhi pergerakan harga minyak sawit dan minyak nabati lain pada perdagangan hari ini, antara lain penguatan harga minyak sawit Malaysia pada akhir perdagangan Jumat (30/12/2016) dan menutup perdagangan 2016 dengan kenaikan sebesar 25,1 persen.

Faktor berikutnya adalah harga futures gandum AS pada akhir pekan lalu yang ditutup menguat berkat dukungan data yang lebeih baik dari ekspektasi. Meski demikian, pasar masih mengalami pelemahan tahunan sekitar 13 persen.

Selanjutnya, harga minyak mentah yang ditutup melemah tipis pada akhir pekan lalu, meski secara tahunan mencatat kenaikan terbesar sejak 2009, setelah OPEC dan negara produsen besar lainnya sepakat untuk memangkas produksi mulai awal tahun ini.

Sementara itu, selama perdagangan Senin (2/1/2017), harga minyak kedelai dan biji kedelai India yang menjadi pesaing sawit dan minyak sawit, ditutup di area positif berkat dukungan dari ketatnya pasokan dan tingginya permintaan, kata pelaku pasar seperti dikutip Reuters.

Harga futures minyak sawit kontrak Januari, NSOF7, di National Commodity & Derivatives Exchange Ltd (NCDEX) menguat 1,22 persen menjadi 724,80 rupee ($10,64) per 10 kg hingga pukul 13.00 GMT, sedangkan biji kedelai kontrak Januari, NSBF7, menguat 1,3 persen menjadi 3.068 rupee. (NEDELYA RAMADHANI/m)