BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Harga minyak sawit mulai mengalami tekanan pada perdagangan Rabu (4/1/2017), yang membuat pergerakan harga komoditas ini pada perdagangan Kamis (5/1/2017) akan terpengaruh.

Futures minyak sawit untuk kontrak Maret, 1FCPOc3, di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 0,7 persen menjadi 3.141 ringgit ($699) per ton pada perdagangan Rabu, yang merupakan persentase penurunan terbesar sejak 29 Desember 2016.

Salah satu pemicu pelemahan harga minyak sawit adalah 'tertular' oleh pelemahan harga minyak nabati pesaing minyak sawit. Padahal seharusnya harga minyak sawit menguat bila mengacu pada kondisi pasokan ke pasar yang ketat seiring dengan rendahnya produksi.

Namun, ada peluang harga minyak sawit menguat hari ini jika mengacu pada pergerakan positif komoditas kedelai di Amerika Serikat kemarin.

Futures kedelai di AS menguat 1,9 persen, Rabu, setelah sejumlah pelaku pasar melakukan bargain buying menyusul pelemahan dalam tiga sesi sebelumnya yang membuat harga kontrak kedelai jatuh ke level terendah sejak medio November, kata seorang pelaku pasar yang dikutip Investing.

Faktor lain yang tak kalah penting yang dapat mempengaruhi harga minyak sawit adalah kenaikan harga minyak hampir 2 persen di tengah ekspektasi penurunan cadangan minyak mentah AS dan indikasi sejumlah negara OPEC dan non OPEC untuk mematuhi kesepakatan pemangkasan produksi pada awal tahun ini.

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontrak Februari naik 93 sen, atau 1,8%, menjadi $53,26 per barrel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, minyak mentah Brent untuk kontrak Maret menguat 99 sen, atau 1,8%, menjadi $56,46 per barrel di ICE Futures exchange, London. (NEDELYA RAMADHANI/m)