Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Trauma, Petani Kramba Migrasi Kejenis Ikan Endemik

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 08 Januari 2017 - 14:27 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Petani keramba di bantaran Sungai Arut, Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalteng, ramai-ramai bermigrasi ke jenis ikan endemik.

Penyebabnya, petani keramba trauma memelihara ikan nonendemik seperti nila, bawal, dan mas.

Trauma berkepanjangan yang dirasakan petani kramba disebabkan budidaya ikan nonendemik sering mati akibat kualitas air di Sungai Arut acap kali berubah. Kondisi itu menyebabkan ikan budidaya mati sehingga membuat petani menelan kerugian hingga ratusan juta rupiah.

"Kalau sudah menurun kualitas airnya, siap-siap di panen dini kalau tidak mau ikan mati dan pastinya kerugian sudah di depan mata," kata Agus, petani keramba di RT 05, Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Minggu (8/1/2017).

Untuk menutupi kerugian, petani memilih memelihara ikan endemik seperti ikan baung.

Ikan endemik jadi pilihan karena tahan terhadap kondisi ekstrem di perairan. Selain itu, secara ekonomis harga ikan endemik cukup menggiurkan walau masa panennya sangat panjang yakni satu tahun. Berbeda dengan ikan nila, bawal, dan mas yang dipanen per enam bulan sekali.

"Bedanya hanya masa panen. Kalau ikan Baung satu tahun hanya sekali panen, tapi ikan lain mampu dua kali dalam setahun," ungkap Agus.

Harga ikan baung cukup mahal bisa mencapai Rp35 ribu per kilogram dan dalam satu keramba nilai jual ikan bisa menghasilkan Rp10 juta. (KOKO SULISTYO/B-3)

Berita Terbaru