Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Dompu Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Tiwah untuk Mengantarkan Roh Keluarga ke Peristirahatan Terakhir

  • Oleh Roni Sahala
  • 09 Januari 2017 - 16:33 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Keluarga Sajie (37) akan menggelar prosesi tiwah, sebuah ritual suku Dayak yang menganut kepercayaan Kaharingan. Upacara ini untuk mengantarkan roh keluarga yang sudah meninggal ke Lewu Tatau atau surga.

"Ritual Tiwah merupakan prosesi untuk menghantarkan roh leluhur sanak saudara yang telah meninggal dunia ke alam baka. Ritual ini untuk menyucikan dan memindahkan sisa jasad dari liang kubur menuju sebuah tempat yang bernama sandung," kata Damang Pahandut, Marcos S Tuwan di Palangka Raya, Senin (9/1/2017).

Sajie ditemui dirumahnya mengatakan, almarhum ayahnya Sahidar Jinu dan Ibunya Siti Bakar masih menganut kepercayaan kaharingan. Meskipun dia sendiri telah memegang agama Kristen, tapi ritual ini wajib dia laksanakan untuk menghormati kedua orang tuanya dan adat Dayak.

"Ritual Tiwah bertujuan sebagai ritual untuk meluruskan perjalanan roh atau arwah yang menuju Lewu Tatauagar bisa tentram dan damai di alam Sang Kuasa. Selain itu, untuk melepas Rutas atau kesialan bagi keluarga Almarhum yang ditinggalkan dari pengaruh-pengaruh buruk yang menimpa," kata Sajie.

Sebelum melaksanakan ritual utama yakni Tiwah ujar Sajie, keluarga harus terlebih dahulu menghadirkan Basir untuk menggelar ritual Manenung atau menanyakan masa depan kepada leluhur. Hal ini agar dalam pelaksanan Tiwah nanti, keluarga tak dilanda kesialan.

Ritual Manenung digelar dengan menyediakan sesajen berupa ayam kampung, beras, telor, kopi dan lain-lain. Kemudian Basir mengeluarkan mandau yang bagian tengahnya telah diikat dengan mata Beliung atau sejenis kampak tradisonal.

Uniknya dan sukar dipercaya, mandau itu bisa bergerak sendiri seperti mata kompas. Arah yang ditunjukan kemudian dijadikan titik pelaksanaan ritual tiwah serta lokasi pendirian sandung. Basir bernama Tedjo asal Desa Manen kemudian dengan menggunakan hitung-hitungan suku dayak lalu menentukan tanggal pelaksanaan tiwah. "Jatuhnya Senin pertama Bulan Juli atau bulan tiga berdasarkan penanggalan Kaharingan," papar Sajie. (RONI SAHALA/B-8)

Berita Terbaru