Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Lingga Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ini Cara Malaysia Majukan Industri Sawit

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 10 Januari 2017 - 11:36 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Tahun ini Malaysia memasuki periode 100 tahun mengelola perkebunan sawit secara komersial. Ada banyak gagasan dan rencana untuk menjaga kesinambungan dan memajukan industri ini di masa mendatang.

Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi Malaysia Datuk Seri Mah Siew Keong dalam wawancara dengan StarBiz awal pekan ini menjelaskan berbagai isu untuk mengatasi beragam masalah dan menyampaikan gagasan demi memastikan kesinambungan industri ini.

Minyak sawit adalah komoditas pertanian yang memberikan nilai tambah besar bagi perekonomian Malaysia. Pertumbuhan dinamis sektor sawit tercermin dari kutanya kinerja ekspor yang memberikan devisa hingga RM60,16 miliar pada 2015 dan menyerap banyak tenaga kerja.

Sektor sawit selama ini selalu menjadi sumber pendapatan bagi lebih dari sejuta petani kecil di seluruh Malaysia. Hingga saat ini, sekitar 5,64 juta hektar lahan dibudidayakan untuk tanaman sawit, atau mencakup lebih dari 70% lahan pertanian negeri jiran itu.

Memasuki seabad perkebunan sawit Malaysia, Mah menegaskan bahwa kementerian yang dipimpinnya akan berupaya keras untuk mengatasi stagnasi produksi sawit nasional. Caranya dengan memperkenalkan program mekanisasi perkebunan dalam 10 tahun ke depan guna mengatasi keterbatasan tenaga kerja.

Ke depan, katanya, para pemain sawit lokal akan didorong untuk melakukan diversifikasi bisnis agar lebih membidik sektor hilir, seperti oleo derivatif dan ventura terkait oleokimia.

Tahun ini, kementerian yang dipimpin Mah juga menyampaikan beberapa gagasan, termasuk program hibah senilai RM30 juta untuk penanaman kembali dan riset serta pengembangan. Hal ini berlaku untuk semua pemain di industri sawit, termasuk para petani kecil.

Bagi petani kecil, penanaman kembali area kebun sawit yang berusia lebih dari 30 tahun, akan memastikan mereka dapat terus mendapat penghasilan dari penjualan tandan buah segar.

Mah juga berencana menangkal aktivis lingkungan Barat dan propaganda dari para pelobi anti-sawit dunia dengan mengimplementasikan sertifikasi Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO). Selain itu, pihaknya akan bekerja lebih erat dengan Indonesia di bawah lembaga yang baru dibentuk, Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), dan mengharmonisasi bea ekspor CPO Malaysia-Indonesia seraya mendukung pemakaian biodiesel berbahan sawit.

Saat ini Malaysia menjadi produsen minyak sawit mentah (CPO) terbesar kedua dunia di bawah Indonesia, dengan ekspor mencapai 36,4% dari total ekspor produk minyak sawit global. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru