Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Belitung Timur Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Felda Butuh Mitra Terkait Rencana Delisting FGV

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 12 Januari 2017 - 14:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Felda, induk perusahaan Felda Global Ventures Holdings Bhd (FGV), akan membutuhkan mitra yang mampu berbagi beban dalam pembiayaan rencana privatisasi anak usahanya itu.

Pekan lalu, chairman Felda yang baru terpilih, Tan Sri Shahrir Samad, seperti dilansir The Star, mengatakan bahwa opsi melakukan delisting FGV adalah sebuah kemungkinan.

Namun demikian, lembaga milik pemerintah Malaysia ini akan lebih dulu mengumpulkan seluruh pendapat dan saran serta mempertimbangkan seluruh opsi yang ada, termasuk risiko yang akan terjadi, sebelum melakukan privatisasi FGV.

'Tawaran pengambilalihan bukanlah opsi yang tepat untuk harga saat ini karena saham FGV saat listing empat tahun lalu berada di angka RM4,55 per lembar. Para pemegang saham dan khususnya para pekerja perkebunan milik Felda akan mengharapkan kompensasi yang adil, sementara kinerja saham FGV lesu sejak listing,' kata seorang analis industri sawit seperti dilansir mpoc.org.my, Rabu (11/1/2017).

Ia mencontohkan, jika tawaran takeover dihargai RM4 per saham, besaran dana yang dibutuhkan bisa mencapai RM8 hingga RM9 miliar yang harus dipilih Felda untuk melakukan aksi korporasi itu sendiri.

Dengan biaya sebesar itu, sepertinya akan menyulitkan perusahaan tersebut. Apalagi Felda baru saja memutuskan untuk mengakuisisi 37% saham di PT Eagle High Plantations Tbk senilai RM2,26 miliar, yang didanai oleh salah satu perusahaan afiliasinya.

Itu artinya, setiap langkah privatisasi pasti akan membutuhkan mitra yang memiliki kemampuan modal dan arus kas yang baik untuk membiayai rencana pengambilalihan itu, sebut analis yang tak bersedia diungkap identitasnya itu.

Felda dan perusahaan afiliasinya secara bersama-sama memiliki porsi kepemilikan terbesar di FGV dengan menguasai 36,69% saham, berdasarkan laporan tahunan terbaru kelompok usaha tersebut.

Selain kepemilikan langsung Felda sebesar 17,29% di FGV, Felda Asset Holdings Co Sdn Bhd dan Koperasi Permodalan Felda Malaysia Bhd (KPF) menguasai masing-masing 13,66% dan 5,74%.

Di antara lembaga dana yang masih memegang saham di FGV antara lain Lembaga Tabung Haji (7,78%), Kumpulan Wang Persaraan (Diperbadankan) (KWAP) (4,98%) dan Amanahraya Trustees Bhd (4,13%).

Diyakini bahwa rencana untuk memprivatisasi FGV adalah salah satu opsi menyusul hasil analisis Felda Lab yang secara seksama menganalisis operasi bisnis FGV selama empat bulan terakhir.

FGV, operator perkebunan sawit terbesar dunia, diperkirakan mencatat rugi untuk tahun anggaran 2016.

CIMB Research, dalam laporannya pada November 2016 tetap mempertahankan rekomendasi 'hold' terhadap saham FGV, karena masalah keuangan yang melanda perusahaan itu sebagai pandangan negatif dalam jangka pendek, tapi positif untuk jangka menengah dengan harapan FGV dapat meningkatkan efisiensi dan profitabilitasnya. (NEDELYA RAMADHANI/m)


TAGS:

Berita Terbaru