BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Selama 2016, total produksi minyak sawit Malaysia anjlok 13,2% menjadi 17,32 juta ton, dibandingkan 19,96 juta ton pada 2015, akibat dampak dari fenomena cuaca El Nino pada 2015.

Sementara kinerja ekspor minyak sawit turun 8% menjadi 16,05 juta ton, dari sekitar 17,45 juta ton pada 2015, demikian data yang disajikan Malaysian Palm Oil Board (MPOB), Rabu (11/1/2017).

Untuk stok atau cadangan minyak sawit selama 2016 tercatat 1,67 juta ton, dibandingkan dengan 2,63 juta ton pada 2015.

Sedangkan data Bloomberg menyebutkan futures minyak sawit mentah (CPO) untuk kontrak Maret rata-rata di angka RM2.637 per ton pada 2016, lebih tinggi dari RM2.300 pada 2015.

Kemudian stok minyak sawit Malaysia tumbuh 0,15% menjadi 1,67 juta ton pada Desember, dari 1,66 juta ton pada November. Laju pertumbuhan itu lebih lambat dari kinerja November yang tercatat 5,69%, tapi masih lebih baik dari hasil survei Reuters.

Menurut Reuters, pasar memperkirakan stok minyak sawit Malaysia akan turun 3% menjadi 1,61 juta ton.

Sementara itu, MPOB dalam pernyataannya mengatakan ekspor minyak sawit Malaysia turun 7,48% menjadi 1,27 juta ton pada Desember, dari 1,37 juta ton pada bulan sebelumnya.

Untuk produksi minyak sawit turun 6,43% menjadi 1,47 juta ton, dari 1,57 juta ton pada Desember. Sementara pada November, ekspor dan produksi minyak sawit masing-masing melorot 4,57% dan 6,13%.

Menatap 2017, analis Kenanga Research, Voon Yee Ping, memperkirakan produksi kuartal pertama akan turun lebih rendah dari kuartal pertama 2016 yang sebesar 33%, dibandingkan dengan rata-rata historikal yang turun sebesar 26%. (NEDELYA RAMADHANI/m)