Aplikasi Manajemen Relawan Pilkada 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Eagle High Plantations Yakin Tatap Bisnis 2017

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 13 Januari 2017 - 11:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - PT Eagle High Plantations Tbk optimistis dalam menghadapi bisnis tahun ini karena produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit akan meningkat seiring dengan memudarnya efek El Nino.

Perusahaan dengan kode emiten BWPT ini menargetkan produksi TBS sepanjang tahun ini meningkat 30% atau sekitar 226.489 ton. Diperkirakan produksi TBS pada kuartal IV tahun lalu sekitar 58.791 ton, sehingga total produksi TBS sepanjang tahun lalu mencapai 174.223 ton.

Selain memudarnya efek cuaca ekstrem El Nino yang terjadi selama 2014 hingga pertengahan 2016, optimisme juga didasari atas profil usia lahan tertanam BWPT yang cukup bagus.

Pohon sawit di atas lahan seluas 73.167 hektare (ha) atau setara 64% dari total lahan dewasa BWPT memiliki rata-rata usia tertanam empat hingga lima tahun. Ini menjadi kunci pertumbuhan produksi BWPT dalam beberapa tahun mendatang.

Prospek bisnis BWPT tampaknya akan semakin cerah, seiring dengan adanya sentimen tren kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO). Sama seperti emiten perkebunan lainnya, harga CPO BWPT turut meningkat.

Pada kuartal III tahun lalu, rata-rata harga jual CPO BWPT naik sebesar Rp7.268 per ton, naik 5% dibandingkan kuartal sebelumnya. Di bursa Malaysia, harga CPO saat ini berada di kisaran RM 3.000 per metrik ton.

Sedangkan analis RHB Securities Indonesia, Hariyanto Wijaya, dalam risetnya pekan ini memprediksi harga CPO masih akan terus membaik dalam beberapa waktu ke depan. Seiring membaiknya produksi, peluang kinerja keuangan BWPT untuk kembali positif kian terbuka lebar.

"Sentimen ini pada akhirnya membuka gembok yang selama ini menahan kenaikan harga saham BWPT," papar dia.

Harga saham BWPT masih berada pada level Rp200-an. Level harga ini jauh di bawah harga akuisisi oleh Felda atas saham BWPT.

Menjelang akhir Desember lalu, Federal Land Development Authority (Felda) melalui anak usahanya, FIC Properties Sdn Bhd (FICP), resmi mengakuisisi BWPT, yang merupakan anak usaha Grup Rajawali.

Korporasi asal Malaysia ini menggelontorkan dana sekitar US$505,4 juta untuk membeli 37% saham BWPT, yang setara dengan Rp580 per saham. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru