Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kakek Ini Hidup Sebatang Kara di Perantauan

  • Oleh Parnen
  • 14 Januari 2017 - 13:06 WIB

BORNEONEWS, Kuala Pembuang - Tidak ada yang menginginkan untuk hidup sebatang kara. Namun apa boleh buat, itulah yang dialami oleh Saribi, kakek berusia 60 tahun.

Pahit manis kehidupan dijalaninya seorang diri. "Istri saya sudah meninggal empat tahun yang lalu. Selama menikah, belum sempat dikarunia anak," kata Saribi, Sabtu (14/1/2017).

Saribi yang saat ini tinggal di Desa Kartika Bhakti, Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan itu menuturkan, saat memutuskan pergi merantau ke Seruyan bersama sang istri, dirinya bekerja sebagai seorang petani. Saat itu, tenaganya untuk bekerja masih kuat. Namun seiring bertambahnya usia, tenaganya makin melemah.

"Ini mas, sekarang saya sudah tidak bisa bekerja lagi. Buat berjalan pun susah. Saya terserang penyakit di bagian kaki, seperti rematik. Sudah beberapa tahun ini. Berobat ke Puskesmas, tapi tak kunjung sembuh," ungkap kakek perantau asal Kabupaten Depok, Jawa Barat.

Tak terasa sekarang, lanjut dia, hampir 20 tahun lamanya dia menetap di area kawasan transmigrasi Unit I itu. Semenjak istrinya meninggal pada 2013 lalu, Saribi mengaku, tak bisa lagi berkomunikasi dengan sanak keluarga yang berada di kampung halaman.

"Semua nomor telpon keluarga di Jawa, tak punya lagi. Istri saya dulu yang nyimpannya di secarik kertas. Dan kertas itu hilang," ucapnya lirih.

Selama berada di perantauan (Seruyan), Saribi juga belum pernah pulang ke kampung halaman selama 20 tahun ini.

"Dulu niat pergi merantau ke Kalimantan beduaan bersama istri, dengan harapan bisa memperoleh kehidupan yang layak. Namun, kenyataan berbalik dari harapan. Meski demikian, saya tak 'menyalahkan' Allah. Sebab dibalik semua ini ada hikmah yang bisa saya petik. Salah satunya, saya tetap harus semangat," kata dia. (PARNEN/B-2)

Berita Terbaru