Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Halmahera Barat Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ayam Mahal, Pedagang Sate dan Pentol Kelabakan

  • Oleh Abdul Gofur
  • 14 Januari 2017 - 17:14 WIB

BORNEONEWS, Katingan - Dampak melonjaknya harga daging ayam potong menyebabkan sejumlah pedagang pentol dan sate ayam di Kasongan Kabupaten Katingan kelabakan.

Pasalnya, kenaikan harga daging ayam potong yang mencapai Rp42 ribu per kg ini seakan mematikan usaha mereka. "Mau ngakalin buat pentol yang lebih kecil lagi, sulit Mas. Soalnya sekarang saja ukuran pentol yang paling kecil memang sudah kecil. Mau dinaikan harganya juga khawatir pentol kita tidak laku," keluh Amin, salah seorang penjual pentol bakso di Kasongan Kabupaten Katingan, Sabtu (14/1/2017).

Amin mengaku, jika pentol baksonya menggunakan daging ayam potong. Hal ini terjadi sudah sejak dua tahun lalu seiring harga daging sapi yang mahal. Sejak saat itu, bapak dua anak ini memakai daging ayam potong sebagai bahan utama membuat pentol bakso.

Sebab dengan daging ayam potong, ia bisa menjual pentol baksonya bisa terjangkau oleh warga, terutama kalangan bawah. Namun sejak harga daging ayam naik beberapa hari lalu hingga mencapai Rp42 ribu per kilogram, Amin mengaku resah.

"Sambil kita melihat beberapa hari ke depan, kalau memang harga daging ayam potong itu tetap mahal, mau tidak mau kita juga akan menaikkan harga pentol kita dari seribu per biji mungkin nanti bisa lebih agar kita tidak rugi," katanya. Selain pentol bakso yang saat ini masih dijual Rp1.000 per biji, ia juga masih mematok friedchicken Rp1.000 per sunduk.

Senada dengan Amin, Yono salah seorang penjual sate keliling juga mengeluhkan dengan naiknya harga daging ayam potong tersebut. "Sekarang kita terus terang kelabakan, soalnya mau kita naikkan harga sate kita, kita tidak tahu kalau besok harga daging ayam kembali turun, jadi serba salah, sementara kalau kita tetap bertahan dengan harga lama, hasilnya nipis Mas," aku Yono. (ABDUL GOFUR/B-2)

Berita Terbaru