BORNEONEWS, Sampit- Bibir pantai Ujung Pandaran, Desa Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, yang merupakan salah satu objek wisata andalan Kabupaten Kotawaringin Timur terus tergerus abrasi. Bahkan, dalam beberapa bulan terakhir abrasi di sana semakin parah.

"Dalam beberapa bulan ini bibir pantai yang tergerus ada kalau sekitar 10 meter," kata Ardi (30), warga Ujung Pandaran, Minggu (15/1/2017).

Ardi memperkirakan abrasi akan terus berlangsung hingga beberapa bulan ke depan, karena angin kencang masih sering terjadi.

Menurut Ardi, di kawasan tersebut memang ada proyek pemecah ombak yang dibangun beberapa tahun lalu. Namun karena panjang pekerjaan tersebut hanya puluhan meter saja sehingga bukannya menahan abrasi, justru sebaliknya. "Pemecah ombak itu justru membuat abrasi semakin cepat. Karena hantaman gelombang yang balik, justru membuat pasir di darat menjadi tergerus," katanya.

Ardi berpendapat sebaiknya kalau ingin membangun memecah ombak harus pada sepanjang bibir pantai. Itupun konsekuensinya membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Pantauan Borneonews, dampak abrasi tersebut sejumlah gazebo yang merupakan bangunan pemerintah beberapa tahun lalu kini tersisa puing-puingnya saja. Keberadaan gazebo tersebut kini tidak lagi berada di darat, namun sudah pada sekitar 10 meter dari bibir pantai.

Wakil Bupati Kotawaringin Timur M Taufiq Mukri mengaku prihatin dengan terus abrasinya pantai itu. "Tapi kita akan terus berupaya membenahi kawasan wisata ini," janjinya saat berkunjung ke Desa Ujung Pandaran, Sabtu (14/1/2017) kemarin.

Taufiq berharap Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengucurkan anggaran ke daerah sehingga bisa dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur pariwisata di wilayahnya. "Tahun ini Kementerian Pariwisata dapat anggaran besar. Mudah-mudahan daerah kita juga dapat agar bisa dialokasikan untuk membangun fasilitas di Ujung Pandaran, selain kawasan wisata lainnya," tutup Wabup. (PARIYANTO MARMAN/B-5)