BORNEONEWS, Kasongan - Keberadaan bundaran di Jalan Trans Kalimantan - Pendahara atau yang lebih dikenal Bundaran Agung Kasongan, Katingan, dinilai membahayakan pengguna jalan yang melintasi kawasan ini.

Apalagi jalur itu setiap hari padat dilalui kendaraan, baik dari arah Sampit maupun Palangka Raya, namun belum dilengkapi adanya lampu lalu lintas (traffic light).

Akibatnya, tidak jarang kendaraan saling senggol dan bahkan bertabrakan di sekitar Bundaran Agung Kasongan itu. Pantauan Borneonews di sana pada Minggu (15/1/2017), aktivitas arus lalu-lintas tampak ramai lancar.

Biasanya pada malam hari tidak sedikit kendaraan yang lewat kadang tidak tahu bahwa di sekitar tempat itu ada sebuah bundaran. Pasalnya selain kurangnya penerangan di malam hari, bangunan bundaran juga tidak dilengkapi pembatas.

Sehingga kendaraan dari arah Palangka Raya maupun Sampit sering menabrak bundaran itu mengambil jalur lurus dan tidak mengikuti jalan aspal yang berbelok mengikuti bundaran.

Sering dilanggarnya kendaraan menyebabkan pembatas di sekeliling bundaran saat ini rusak dan rata dengan tanah. Hanya sebuah patung polisi yang sedang berjaga saja tampak berdiri di tengah bundaran.

Sejumlah warga Kasongan mengusulkan agar bundaran yang berada di Km 1 Kasongan itu diratakan dan diaspal.

"Karena berbahaya, soalnya pertama tidak adanya rambu-rambu seperti lampu lalu-lintas, kemudian bangunan bundaran dibangun asal-asalan, sehingga sekarang tidak ada lagi pembatas bundarannya karena sudah rusak ditabrak kendaraan," kata Robianto, warga Kelurahan Kasongan Lama. (ABDUL GOFUR/B-5)