BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Selama hampir lima tahun terakhir, Desa Amin Jaya, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), tidak memiliki file dokumen administrasi.

Dari penelusuran Borneonews, dokumen penting yang di simpan di kantor desa hilang.

"Terakhir itu dibawa oleh kepala desa tapi enggak tahu sekarang, katanya hilang. Sudah dicari enggak ketemu," kata Sekertaris Desa Amin Jaya, Sahlan, belum lama ini.

Dokumen desa yang hilang tersebut salah satunya buku tanah desa dan peta batas wilayah Desa Amin Jaya.

"Saya enggak tahu itu sengaja dihilangkan atau lupa nyimpan, tapi yang pasti di kantor desa sudah tidak ada," sambungnya.

Dari informasi yang diperoleh Borneonews, peta batas wilayah desa hilang setelah adanya kasus sengketa lahan antara warga dengan PT WSSL (perusahaan perkebunan kelapa sawit).

"Kami curiga ada oknum kepala desa yang memanfaatkan ini untuk kepentingan pribadi. Soalnya jika dokumen batas desa itu ada, permasalah sengketa akan selesai," ujar Jaja, warga Desa Amin Jaya.

Akibat hilangnya buku tanah desa, kasus penyelesaian sengketa lahan antara warga desa dan perusahaan perkebunan kelapa sawit pun menjadi terkatung-katung. Ini disebabkan data lahan warga tersimpan di dalam buku desa tersebut. (CECEP HERDI/B-3)