Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Supiori Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Daging Kelelawar Jadi Masakan Spesial Suku Dayak

  • Oleh Testi Priscilla
  • 15 Januari 2017 - 21:16 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Pulau Kalimantan dikenal dengan sebutan 'Paru-Paru Dunia'. Karena memiliki banyak hutan yang mampu menyumbang oksigen bagi seluruh dunia.

Seperti hutan pada umumnya, terdapat banyak flora dan fauna yang hidup di hutan Kalimantan.

Karenanya, tidak mengherankan bila kemudian masyarakat Suku Dayak--penghuni asli Pulau Kalimantan--mengkreasi banyak kuliner dengan bahan dasar berasal dari hutan. Termasuk kuliner ekstrim.

Salah satu kuliner ekstrim masyarakat Suku Dayak dengan bahan utama dari hutan ialah masakan kelelawar.

Masakan dengan menu utama hewan berbulu dan bersayap dengan banyak nama itu bahkan cukup digemari masyarakat Suku Dayak. Disebut banyak nama karena memang di setiap daerah memiliki sebutan berbeda-beda terhadap kelelawar raksasa itu.

Namun, bahasa Dayak pada umumnya menyebut nama kelelawar itu dengan bangamat, namun Suku Dayak Manyan menyebutnya Paing.

Ardiano, pengurus perkumpulan Dusmala (Dusun, Manyan, Lawangan) di Kabupaten Pulang Pisau, tidak menampik bahwa masakan dengan bahan dasar kelelawar termasuk kuliner ekstrim.

"Menurut orang sih ekstrim tapi menurut kami apalagi Dayak Manyan malah spesial. Karena memang dari kecil ya kami mengenal kelelawar bisa diolah, dimasak, dan dimakan, seperti bahan makanan lainnya. Memang sekarang mencarinya agak susah," ungkap Ardiano kepada Borneonews.co.id, Minggu (15/1/2017) di Palangka Raya.

Menurut dia, kuliner ekstrim ini sangat digemari karena bisa didapatkan secara gratis di hutan. Sama seperti memancing ikan di sungai.

"Kalau saya sih mencarinya biasanya ditembak. Karena kan langsung dimakan jadi tidak apa-apa mati. Tapi kalau orang mencarinya untuk dijual, biasanya dijebak dengan jaring. Sama seperti menjaring ikan," sebutnya.

Ardiano menuturkan, membuat menu masakan kelelawar sebenarnya tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Suku Dayak. Tetapi juga oleh beberapa suku lain di Indonesia.

"Tidak hanya Dayak sebenarnya, banyak saja (suku lain yang mengonsumsi kelelawar). Cuma penamaannya yang beda-beda. Kalau di Manado masakannya kan Paniki, kalau di sini Bangamat dan Paing," tutupnya. (TESTI PRISCILLA/B-3)

Berita Terbaru