Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kapuas Miliki Banyak Sentra Produksi Cabai, Harga Tetap Tinggi, Ini Dugaan Penyebabnya

  • 16 Januari 2017 - 18:29 WIB

BORNEO NEWS, Kuala Kapuas - Penaikan harga cabai di Kuala Kapuas menimbulkan beragam pertanyaan. Apalagi, kapuas memiliki banyak kecamatan yang merupakan sentra produksi cabai. Bahkan, tidak ada yang mengalami gagal panen. 

"Memang karena musim hujan ada sejumlah lahan tanaman cabai terendam. Ini mengakibatkan jumlah produksi cabai berkurang, namun tidak ada yang gagal panen," kata Ringkesit, Kabid Produksi Tanaman Holtikultura Dinas Pertanian Kapuas, Senin (16/1/2017).

Muncul dugaan, melonjaknya harga cabai belakangan terakhir terjadi akibat permainan pengepul atau tengkulak. 

"Cabai yang dibeli pengepul Banjarmasin dari petani dibawa ke Banjarmasin. Banyaknya pengepul dari luar membuat pasokan lokal untuk kebutuhan pasar di Kapuas kurang, akhirnya para pedagang membeli dari pengepul Banjarmasin dengan harga lebih mahal. Ini yang membuat harga cabai tinggi. Padahal cabai yang dijual pengepul Banjarmasin adalah cabai hasil panen petani Kapuas," bebernya.

Mekanisme inilah ujar Ringkesit yang menyebabkan harga cabai mahal, padahal Kapuas adalah sentra produksi cabai.

Dia juga kaget harga cabai di Kapuas melebihi Rp 100 ribu per kilogram. Padahal pengepul membeli cabai dari petani hanya seharga Rp 27 - 30 ribu per kilogram.

"Sulitnya lagi, kondisi jarak wilayah pertanian cabai dan terbatas alat transportasi untuk mengangkut hasil panen membuat petani sulit menjual langsung hasil panen ke pasar Kapuas. Mereka lebih memilih praktis menjual ke pengepul yang datang . Padahal kalau bisa dibawa langsung ke pedagang di pasar, harga cabai akan murah," ungkapnya.

Cabai produksi Kapuas yang sangat laris dan diburu pengepul adalah cabai dari Dadahup. Ini karena kualitas cabai ini lebih baik dari cabai lain. Cabai Dadahup lebih pedas dan tahan lama. (DJIMMY NAPOLEON/B-11)

Berita Terbaru