Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ini Faktor Fundamental Penggerak Harga Minyak Sawit

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 19 Januari 2017 - 11:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pada perdagangan Kamis (19/1/2017), akan lebih banyak sentimen negatif yang akan beredar sehingga diperkirakan harga minyak sawit akan mengalami tekanan.

Faktor utama yang menjadi hambatan bagi penguatan harga minyak sawit adalah menguatnya nilai tukar ringgit Malaysia terhadap dolar AS. Faktor ini pula yang menjatuhkan harga minyak sawit pada perdagangan Rabu (18/1/2017).

Ringgit, yang menjadi mata uang dalam perdagangan minyak sawit, menguat 0,4 persen terhadap dolar AS menjadi 4,4430, yang merupakan level tertinggi dalam lebih dari sebulan terakhir. Menguatnya ringgit membuat harga minyak sawit menjadi lebih mahal bagi pelaku pasar yang memegang mata uang selain ringgit.

Selain itu, proyeksi produksi minyak sawit Malaysia yang meningkat juga akan menjadi sentimen negatif bagi pasar, kata pelaku pasar di Kuala Lumpur, seperti dikutip Reuters.

Menguatnya harga biji kedelai di AS dalam empat sesi berturut-turut, Rabu, diprediksi tak akan terlalu kuat untuk menopang terjadinya rebound pada harga minyak sawit. Kenaikan harga kedelai hingga menyentuh level tertinggi dalam enam bulan didukung oleh kekhawatiran tingginya curah hujan akan merusaka tanaman kedelai di kawasan Argentina.

Faktor lain yang diprediksi akan menjadi penekan bagi harga minyak sawit adalah melemahnya harga minyak mentah dunia ke level terendah dalam sepekan.

Di New York Mercantile Exchange, minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontrak Februari anjlok $1,40, atau 2,7%, menjadi $51,08 per barrel. Sedangkan minyak mentah Brent jatuh $1,55, atau 2,8%, menjadi $53,92 per barrel di ICE Futures exchange, London.

Baik minyak WTI maupun Brent sama-sama mencatat level penutupan terendah sejak 10 Januari, menurut data FactSet. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru