Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Indragiri Hulu Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Malaysia Minta UE Terus Dukung Sertifikasi Industri Sawit

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 23 Januari 2017 - 14:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Industri kelapa sawit menjadi salah satu industri penyumbang devisa terbesar bagi Malaysia. Untuk itu, berbagai kampanye negatif terhadap sawit, Malaysia akan bereaksi cepat.

Pada akhir pekan lalu, Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi Malaysia Datuk Seri Mah Siew Keong mengundang para duta besar dan perwakilan negara Uni Eropa (UE). Dalam pertemuan itu, seperti dilansir The Malay Mail Online, Mah memberikan pengertian dan pemahaman kepada para perwakilan UE terkait dengan pengolahan lahan sawit yang mengacu pada regulasi yang mendukung keamanan bagi kesehatan dan lingkungan.

Di hadapan para delegasi UE, Mah juga mengungkapkan keprihatinan Malaysia terhadap meningkatnya kampanye anti-sawit di Benua Biru. Contoh terbaru adalah tudingan dari badan pengawas keamanan Eropa, EFSA, bahwa selai Nutella yang mengandung sawit berpotensi memicu kanker.

Belum lagi tudingan bahwa pengolahan lahan sawit sebagai penyumbang deforestasi, meski berdasarkan temuan terbaru, justru industri daging dan kedelai yang menjadi pemicu utama hilangnya hutan di dunia, bukan perkebunan sawit seperti yang dituduhkan selama ini.

Berdasarkan studi yang dilakukan Climate Focus 2016, pemicu terbesar deforestasi adalah industri pengolahan daging. Yang kedua adalah kedelai, sementara produk sawit dan kayu hanya sedikit berperan dalam kondisi hilangnya hutan, atau hanya sekitar sepersepuluh dari industri daging," menurut pernyataan resmi Sarawak Oil Palm Plantation Owners Association (Soppoa).

Mah juga menjelaskan bahwa industri sawit di Malaysia telah berkontribusi besar terhadap pembangunan sosial ekonomi negeri jiran itu.

Ia berharap negara-negara UE dapat terus memberikan dukungan terhadap langkah Malaysia dalam pemberian sertifikasi Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO) agar lebih diakui di dunia.

'Industri sawit juga menjadi sumber penting bagi pemasukan devisa, yang pada 2016, ekspor total sawit Malaysia senilai RM64,58 miliar," katanya.

Sedangkan ekspor minyak sawit dan produk berbasis sawit Malaysia ke UE tercatat mencapai 3,63 juta ton senilai RM10,30 miliar pada 2016.

Tak hanya itu, industri sawit juga menyerap hampir sejuta tenaga kerja, baik industri hulu hingga hilir, dan pasar UE masih menjadi pasar penting bagi produk berbasis sawit. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru