Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Jember Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Rantai Distribusi Terlalu Panjang penyebab Harga Cabai Melambung di Kalbar

  • Oleh Budi Baskoro
  • 23 Januari 2017 - 22:10 WIB

BORNEONEWS, Pontianak - Rantai distribusi cabai di Kalimantan Barat terlalu panjang. Ini menyebabkan harga cabai di Bumi Khatulistiwa melangit.

Ketua Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf, mengungkapkan itu di Pontianak, Senin (23/1/2017).  "Kita menyelidiki, rantai distribusi cabai terlalu panjang dari petani hingga ke konsumen akhir. Biasa tiap pos yang membuat guliran harga cabai dari petani ke pasar menjadi kian besar," ujarnya.

Syarkawi menuturkan, harga cabai di petani hanya sekitar Rp35 ribu. Tetapi karena setiap pos rantai distribusi ada kenaikan harga, maka di masyarakat bisa tembus Rp120-Rp130 ribu per kilogram.

Ia menjelaskan, dari petani dijual ke pengepul. Lalu pengepul ke bandar di desa. Bandar cabai di desa menjual ke bandar cabai di pasar-pasar induk. Lalu dijual kembali ke agen.

"Dari agen baru ke retailer atau pedagang kios atau toko yang menjual ke end user," sambung dia.

Syarkawi menjelaskan, yang paling diuntungkan dalam rantai distribusi tersebut adalah bandar pasar induk.

"Sebagai contoh di salah satu pasar induk terbesar di Jakarta hanya ada tiga bandar saja. Persaingan yang tidak sempurna ini membuat ada kemungkinan terjadinya kongkalikong harga. Petani sendiri tidak terlalu merasakan dampak kenaikan harga ini," ungkap dia. (ANTARA/B-10)

Berita Terbaru