Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Pesisir Selatan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ini Faktor Penggerak Harga Sawit Selasa (24/1/2107)

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 24 Januari 2017 - 10:06 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Belum juga reda tekanan dari sentimen pelemahan harga minyak nabati lain, harga minyak sawit kembali menerima tekanan dari menguatnya nilai tukar ringgit Malaysia.

Menguatnya ringgit biasanya akan membuat harga minyak sawit lebih mahal bagi pemegang mata uang asing. Ringgit menguat 0,2 persen menjadi 4,4360 per dolar, Senin (23/1/2017), yang merupakan level tertinggi dalam lebih dari sebulan terakhir.

Futures minyak sawit untuk kontrak April, 1FCPOc3, di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup turun 0,2 persen menjadi 3.096 ringgit ($698) per ton. Sebelumnya, harga minyak sawit sempat melemah ke level 3.089 ringgit, atau level terendah sejak 16 Januari.

Kondisi ini akan menjadi faktor pertama yang akan dipertimbangkan pelaku pasar dalam betransaksi pada perdagangan Selasa (24/1/2017), demikian komentar pelaku pasar dari Kuala Lumpur seperti dilansir Investing.

Faktor berikutnya yang akan diperhatikan hari ini adalah tren pelemahan harga minyak kedelai, baik di Chicago Board of Trade, AS, Dalian Commodity Exchange, Tiongkok, dan di National Commodity & Derivatives Exchange, India.

Untuk harga minyak kedelai AS jatuh, Senin, yang merupakan pelemahan dalam tiga sesi berurutan akibat aksi ambil untung menyusul penguatan pada pekan lalu.

Sementara itu, pergarakan harga minyak mentah dunia juga bakal menjadi pertimbangan pelaku pasar di pasar komoditas. Di New York Mercantile Exchange, minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontrak Maret turun 47 sen, atau 0,9%, menjadi $52,75 per barrel.

Sedangkan minyak mentah Brent untuk kontrak Maret di ICE Futures exchange, London, melemah 26 sen, atau 0,5%, menjadi $55,23 per barrel. (NEDELYA RAMADANI/m)

Berita Terbaru