Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Labuhanbatu Utara Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Produk Perikanan dan Peternakan di Sungai Sekonyer Tidak Laku

  • Oleh Raden Aryo Wicaksono
  • 01 Februari 2017 - 20:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Akibat penambangan tanpa izin (peti) di Sungai Sekonyer, Kecamatan Kumai, Kotawaringin Barat (Kobar), kini segala produk perikanan dan peternakan, dari desa itu dinilai mengandung merkuri dan ditolak di pasaran.

Sekretaris Desa Sungai Sekonyer, Taufik mengisahkan, beberapa tahun lalu masyarakat Desa Sungai Sekonyer pernah mendapat bantuan di bidang perikanan dari pengelola Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP). Bantuan itu berupa bibit dan keramba.

Budidaya itu terbilang hampir berhasil. Sayang, jelang panen, ribuan ikan mati akibat kualitas air yang buruk. "Selain banyak yang mati, muncul ketakutan bahwa ikannya mengandung merkuri. Selama airnya masih seperti ini, warga malas untuk budidaya ikan lagi," ujar Taufik, Selasa (31/1/17).

Lebih menyedihkan, lanjut Taufik, saat berbelanja di pasar ikan perkotaan Kumai, dirinya mendapati stigma negatif tentang Sungai Sekonyer. Ikan-ikan maupun udang berasal dari Sungai Sekonyer menjadi barang haram bagi pedagang maupun pembeli di pasar. Hasil perikanan dari sungai maupun Desa Sungai Sekonyer, dinilai mengandung Merkuri dan tidak layak dijual maupun dikonsumsi.

"Jadi mereka ada yang tanya. Ini ikan haruan dari Sekonyerkah Kalau dari Sekonyer enggak mau ah. Ada Merkurinya. Terus kemarin kita coba usaha abon ikan. Tapi ketika orang-orang itu tahu kalau abon itu kita (warga Desa Sekonyer) yang buat. Mereka enggak jadi beli." (RADEN ARIYO/B-2)

Berita Terbaru