BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Sejumlah terobosan dilakukan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Pangkalan Bun untuk meningkatkan penerimaan negara melalui cukai.

Salah satu usaha yang dilakukan adalah menjamin tidak terjadinya kebocoran penerimaan cukai yang diakibatkan oleh beredarnya rokok-rokok ilegal yang tidak memenuhi ketentuan di bidang cukai.

"Sosialisasi dan penindakan tegas sangat penting," cetus Kepala Bea Cukai Pangkalan Bun, Indra Rahmadi Sinurya, Rabu (1/2/2017).

Menindaklanjuti hal tersebut, lanjut Indra, Bea Cukai Pangkalan Bun berusaha memaksimalkan pengawasan barang kena cukai (BKC) di wilayahnya (Kabupaten Kotawaringin Barat, Lamandau dan Sukamara).

Selain melakukan operasi penindakan terhadap pergerakan BKC ilegal yang melintasi wilayahnya, Bea Cukai Pangkalan Bun juga turun ke daerah pemasaran dan pengecer untuk melaksanakan operasi pasar cukai.

Indra menjelaskan, dalam operasi yang dilaksanakan, tim yang terdiri dari Unit Penindakan dan Penyidikan serta Unit Kepatuhan Internal ini mendatangi pasar, toko, dan warung penjual rokok yang tersebar di wilayah kerja Bea Cukai Pangkalan Bun.

Tim operasi pasar memeriksa sediaan rokok yang dijual, melakukan sosialisasi rokok legal dan ilegal kepada penjual, serta melakukan penindakan terhadap sediaan rokok ilegal yang ditemui.

Sebagai bagian dari kegiatan sosialisasi juga diberikan kaos, dan leaflet tentang cukai kepada pedagang dan masyarakat yang ditemui serta penempelan stiker imbauan untuk memberantas peredaran rokok ilegal.

"Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat," bebernya.

Indra mengakui, realisasi penerimaan hingga 144% itu merupakan hasil kerja tim yang solid. "Untuk mencapai dan mempertahankan sebuah target, dibutuhkan effort dan strategi yang tepat," tandasnya. (FAHRUDDIN FITRIYA/B-2)