Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Harga Cabai Rawit di Kotim 'Awet Pedasnya'

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 02 Februari 2017 - 20:08 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Harga komoditas cabai rawit di Kota Sampit, Kalimantan Tengah (Kalteng) 'awet pedasnya'. Harga cabai di Bumi Habaring Hurung ini termasuk lambat turun dibanding harga di kota-kota lainnya termasuk Kota Palangka Raya, yang sama-sama sebagai kota tolok ukur inflasi. Karena 'awet pedas' itulah, cabai menjadi komoditas utama pemicu inflasi di kota tersebut pada Januari 2017.

"Di sana, selama Januari lalu memang agak lambat turunnya dibanding dengan disini (Palangka Raya). Disini sudah turun dibawah Rp 100 ribu/Kg, disana masih diatas," kata Kepala Bidang (Kabid) Statistik Distribusi pada BPS Kalteng Bambang Supriono saat pertemuan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalteng, Kamis (2/2/2017).

Pernyataan pejabat BPS itu dikuatkan Kabid Produksi Hortikultura pada Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (TPHP), Dewi Erawati. Menurut Dewi, berdasarkan data per 1 Februari 2017, harga caai rawit di Sampit masih Rp 110 ribu/Kg.

"Di Sampit, harga cabai Rp 110 ribu/Kg ditingkat petani, dan di pasar menjadi Rp 130 ribu/Kg. Sedangkan untuk cabe merah besar Rp 25 ribu/Kg dan di Pasar Rp 30 ribu/Kg," tuturnya seraya mengaku tidak mengetahui apa penyebabnya.

Sedangkan di Kota Palangka Raya, lanjut dia, berdasarkan laporan yang masuk Dinas TPHP, harga cabai sudah turun. Yakni, Rp 90 ribu/Kg di pasaran. Untuk cabai rawit keriting hanya Rp 42 ribu/Kg. Sedangkan untuk Cabai merah besar Rp57 ribu/Kg.

Seperti diketahui, di Kota Sampit, naiknya rarif dasar listrik (TDL) bukan pemicu tertinggi terjadinya inflasi bulan ini. Ia kalah dengan harga Cabai Rawit yang menjadi komoditas teratas pemicu Inflasi yaitu 0,40%. Berikutnya TDL sebesar 0,39%, dan tarif pulsa ponsel (0,12%). Lalu harga laptop memberi andil 0,11% dan Daging Ayam ras memberi andil 0,10%. (M ROZIQIN/B-8)

Berita Terbaru