BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Akhir pekan lalu, pasar komoditas merespons negatif pelemahan harga minyak nabati di pasar komoditas Tiongkok, selain juga memfaktorkan proyeksi sejumlah analis.

Harga minyak sawit menutup perdagangan Jumat (3/2/2017) di area negatif karena para pelaku pasar memfaktorkan pelemahan di bursa komoditas global, terutama di Dalian Commodity Exchange.

Selain di Tiongkok, bursa komoditas AS juga dihinggapi aura negatif. Futures kedelai AS merosot 1 persen akhir pekan lalu, tertekan oleh ekspektasi akan melimpahnya panen di Brasil, kata pelaku pasar di Kuala Lumpur, seperti dikutip Reuters.

Faktor lain yang diperkirakan juga akan mempengaruhi pergerakan harga minyak sawit pada perdagangan Senin ini (6/2/2017) adalah harga minyak mentah dunia. Akhir pekan lalu, harga minyak mentah ditutup menguat setelah AS menerapkan sanksi terhadap Iran.

Di New York Mercantile Exchange, minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontrak Maret naik 29 sen, atau 0,5%, menjadi $53,83 per barrel. Dalam sepekan, harga minyak menguat sekitar 1,2%, menurut data Dow Jones.

Sementara minyak mentah Brent untuk kontrak April menguat 25 sen, atau 0,4%, menjadi $56,81 per barrel di ICE Futures exchange, London, dan dalam sepekan harga naik sekitar 2%. (NEDELYA RAMADHANI/m)