Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kenaikan BK CPO Ancam Ekspor Sawit RI

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 06 Februari 2017 - 18:36 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Keputusan pemerintah untuk menaikkan bea keluar (BK) minyak sawit mentah (CPO) menjadi US$18, dari sebelumnya US$3 per metrik ton, membuat pelaku usaha tidak tertarik untuk ekspor.

"Meningkatnya bea keluar dapat menyebabkan ekspor melemah. Pelaku usaha tidak hanya dibebani kenaikan bea keluar, tapi juga CPO Fund atau dana potongan pajak ekspor," kata Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Fadhil Hasan, kepada pers di Jakarta, Senin (6/2/2016).

Jika bea keluar terlalu tinggi, menurut Fadhil, pelaku usaha bisa jadi tidak tertarik untuk mengekspor sawit. Apalagi di dalam negeri juga ada kebutuhan untuk biodiesel.

"Aturan tersebut telah dibuat oleh pemerintah dan pengusaha mau tidak mau harus menurutinya. Kita tidak bisa hindari karena sudah aturan," papar dia.

Berdasarkan data GAPKI, pada tahun lalu volume produksi minyak sawit dalam negeri mencapai 34,5 juta ton, dengan sebanyak 25,1 juta ton diekspor oleh industri sawit dalam negeri.

Dari hasil ekspor tersebut, negara mencatatkan nilai perdagangan dari industri sawit sebesar US$18,1 miliar atau turun 3% dari 2015, yakni US$18,6 miliar dolar AS. Sedangkan rata-rata harga CPO global hingga akhir tahun lalu sebesar US$750 per metrik ton.

Sedangkan untuk tahun ini, produksi minyak sawit diperkirakan mencapai 38,7 juta ton atau meningkat 12% dibandingkan tahun lalu. Kemudian, untuk ekspor minyak sawit sepanjang tahun ini diperkirakan akan menyentuh 27 juta ton. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru