BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Meningkatnya bea keluar (BK) minyak sawit mentah (CPO) menjadi US$18 dari sebelumnya US$3 per metrik ton akan berpengaruh pada harga Tandan Buah Segar (TBS) di tingkat petani.

"Jika semakin besar bea keluarnya, maka kemungkinan besar harga TBS akan ikut turun," kata Ketua Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), Marselinus Andri, kepada pers di Jakarta, Senin (6/2/2017).

Harga TBS periode II Januari 2017 di tingkat petani, menurut Andri, sekitar Rp1.600 per kilogram (kg) hingga Rp2.088 per kg, tergantung usia tanamannya.

"Itu harga tanpa tengkulak. Kalau untuk tingkat petani swadaya yang melalui tengkulak tentu di bawah harga tersebut, karena banyak potongan," papar dia.

Jika pungutan bea keluar dikembalikan pada petani, lanjut Andri, realisasinya tidak maksimal. Selama ini, tidak ada upaya dari pemerintah untuk meningkatkan produktivitas sawit di tingkat petani swadaya.

"Terkait akses, bibit, pupuk, infrastruktur, pendidikan, dan pelatihan jarang dilakukan oleh pemerintah di tingkat bawah. Jika harga CPO turun, tidak menutup kemungkinan harga TBS akan jatuh," ujar Andri. (NEDELYA RAMADHANI/m)