BORNEONEWS, Kuala Pembuang ' Meski areal penangkaran atau tempat pembiakan penyu sisik, salah satu habitit yang dilindungi, di sekitaran kawasan pantai Desa Sungai Perlu, Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan, rutin dijaga dan dipantau petugas kawasan itu, namun sampai saat ini tidak lepas dari ancaman pencurian. Aktivitas pencurian baik perorangan maupun kelompok terhadap telur-telur penyu masih ada.

'Meski jumlah tingkat pencurian terhadap telur-telur penyu ini selama 2016 mengalami penurunan dibanding tahun 2016, itu tetap menjadi perhatian kita untuk lebih melakukan pengawasan pada area lokasi yang dijadikan induk penyu sebagai tempat bertelur,' kata Kepala Balai Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Kuala Pembuang, Budi Suriansyah, di kantornya, Rabu (8/2/2017).

Menurut Budi, pelaku pencurian telur penyu tersebut dimungkinkan aksi penjualan telur itu dilakukan di bawah tangan atau melalui perantara suruhan. Sebab, saat ini sebagian besar masyarakat Seruyan khususnya sudah banyak yang mengetahui jika telur penyu sisik tersebut tidak boleh diperdagangkan secara bebas dan jual beli itu sangat dilarang. Karena akan sangat berdampak terhadap kepunahan habitatnya di laut.

'Sayangnya, hingga saat ini kami belum pernah menemukan atau melihat secara langsung terjadinya aksi pencurian telur penyu di kawasan pantai Desa Sungai Perlu itu,' ungkapnya.

Meski demikian, dia menambahkan, menurunnya aktivitas liar pencurian telur penyu itu, karena tingkat kesadaran warga saat ini sudah semakin baik. Sehingga setidaknya bisa menimalisir tingkat pencuriannya yang masih didapati.

'Harapan kami, kedepan tidak ada lagi warga yang mencari dan kemudian mencuri telur-telur penyu itu,' pungkasnya. (PARNEN/N).