BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Komoditas sawit akan menjadi penopang neraca perdagangan Indonesia meskipun kondisi perekonomian dunia mengalami pelemahan.

"Kelapa sawit akan terus menjadi komoditas strategis nasional. Untuk daerah dengan perkebunan kelapa sawit yang cukup luas, perekonomian masyarakatnya tumbuh dengan pesat," kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono, kepada pers di Jakarta, Kamis (9/2).

Peran minyak kelapa sawit, menurut Joko, sangat besar terutama setelah era kejayaan batu bara yang meredup. Kontribusi sektor ini terhadap nilai total ekspor non migas tetap yang tertinggi.

"Sejumlah negara di Asia Selatan turut menjadi pengerek volume ekspor beberapa tahun terakhir. Permintaan ke India dan Pakistan trennya sangat baik," papar dia.

Indonesia merupakan negara pengekspor minyak kelapa sawit utama dunia dan produsen utama minyak sawit mentah dengan kontribusi sekitar 50% dari produksi minyak sawit global atau tercatat rata-rata 30 juta ton per tahun.

Futures minyak sawit untuk kontrak April, 1FCPOc3, di Bursa Malaysia Derivatives Exchange menanjak 1,2 persen ke level 3.119 ringgit ($702,79) per ton pada sesi pertama perdagangan Rabu. Harga kontrak itu sempat menguat menuju 3.123 ringgit pada awal perdagangan, yang merupakan level tertinggi sejak 25 Januari. (NEDELYA RAMADHANI/m)