Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Tapanuli Selatan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kondisi Bursa Komoditas AS Layak Jadi Pertimbangan

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 10 Februari 2017 - 11:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Departemen Pertanian AS (USDA), Kamis (9/2/2017), menurunkan proyeksi pasokan gandum dan jagung, yang lebih rendah dari perkiraan pasar. Sementara outlook ekspor cukup cerah meski stok global lumayan melimpah.

Menguatnya dolar AS juga diperkirakan akan menjadi semacam penghenti laju bagi permintaan komoditas AS di luar negeri, demikian laporan Reuters.

Di saat yang sama, USDA tak mengubah outlook stok kedelai domestik untuk 2016/2017 di angka 420 juta bushel (gantang). USDA juga mempertahankan proyeksi untuk ekspor kedelai tetap di angka 2,050 miliar bushel meski laju ekspor cukup cepat hingga Januari.

Dalam laporan bulanannya, USDA juga mempertahankan estimasi produksi biji kedelai di Brasil di angka 104,00 juta ton, tak beda jauh dari proyeksi pasar. Namun demikian, USDA menurunkan proyeksi panen biji kedelai Argentina menjadi 55,50 juta ton, turun dari 57,00 juta ton pada sebulan sebelumnya.

Untuk pasar global, proyeksi USDA untuk stok gandum dunia diturunkan menjadi 248,61 juta ton dari 253,29 juta ton. USDA mengacu pada ekspektasi penurunan panen di India dan Kazakhstan untuk menurunkan proyeksi stok gandum global.

Sedangkan stok jagung dunia diturunkan estimasinya menjadi 217,56 juta ton dari 220,98 juta ton, dengan serapan oleh Tiongkok akan meningkat menjadi 231,00 juta ton dari 227,00 juta ton.

Untuk stok biji kedelai global diturunkan outlook-nya menjadi 80,38 juta ton dari 82,32 juta ton, yang sebagian besar dipengaruhi oleh penurunan proyeksi panen di Argentina.

Apa yang dilakukan USDA itu diperkirakan akan menjadi faktor untuk dipertimbangkan para pelaku pasar di bursa komoditas global, tak terkecuali untuk minyak sawit. Jika mengacu pada data di atas, kemungkinan akan memacu penguatan harga komoditas AS dan global, terutama untuk komoditas pesaing sawit, seperti jagung dan kedelai. (NEDELYA RAMADHANI/m)


TAGS:

Berita Terbaru