BORNEONEWS, Kasongan - Bupati Ahmad Yantenglie menilai terkait putusan DPRD Katingan yang memakzulkan dirinya itu terlalu dini.

"Saya melihat bahwa DPRD Katingan itu terlalu dini dan prematur memonis sesuatu. Mereka (DPRD) selaku lembaga wakil rakyat Kabupaten Katingan, saya melihat belum mampu menangkap aspirasi masyarakat yang notabene memilih mereka pada saat pemilu," nilai Yantenglie kepada wartawan saat ditemui di rumah jabatanntya, Senin (13/2/2017).

Menurut Tenglie, kalau demo yang digelar sekelompok warga menuntut dirinya mundur dari jabatannya, yang mengatasnamakan aliansi masyarakat Katingan bersatu, itu koordinatornya adalah orang Palangka Raya.

"Bisa kita lihat saat demo yang katanya izinnya 1.000, tapi yang datang bisa kita lihat sendiri jumlahnya berapa" tanyanya.

Namun, atas dasar itu DPRD kemudian membentuk pansus hingga akhirnya dewan memakzulkan dirinya dari jabatannya sebagai bupati.

Namun begitu Tenglie mengaku tidak berkeberatan dirinya dimakzulkan oleh DPRD tersebut.

"Sesuai dengan mekanisme yang ada, silakan. Tapi yang jelas bagi saya selaku kepala daerah dan pribadi akan tetap bertanggung jawab sebagai kepala pemerintahan di Kabupaten Katingan, dan akan menjalankan roda pemerintahan ini," katanya. (ABDUL GOFUR/B-5)