Aplikasi Pilgub (Pemilihan Gubernur) Propinsi Kalimantan Utara Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

FBIM Dimanfaatkan untuk Berkunjung ke Ibu Kota Provinsi, Kok Digelar di Daerah Lain

  • Oleh Testi Priscilla
  • 20 Februari 2017 - 21:14 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Benny M Tundan, salah seorang Pegiat Seni di Palangka Raya membagikan status di akun media sosialnya terkait berita dari Borneonews yang berjudul "Kotawaringin Timur Siap Jadi Tuan Rumah Festival Isen Mulang", Sabtu (18/2/2017).

Status ini kemudian menerima berbagai komentar dari berbagai pihak, tak ketinggalan para pegiat seni, salah satunya Carli yang dikenal sebagai Penata Tari kawakan. Carli melalui akun media sosialnya, "Icank Lie" menyebut bahwa momen Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk berkunjung ke Ibu Kota Provinsi Kalteng, Kota Palangka Raya. Jika event ini dilaksanakan di daerah lain, apa yang akan terjadi

"Bagi masyarakat Kalteng, saudara-saudara di desa ingin menyaksikan acara sekaligus mencari hiburan. Kebanyakan memanfaatkan FBIM untuk berkunjung ke Ibukota Provinsi. Yang sebelumnya jarang bahkan belum pernah ke Ibukota Kalimantan Tengah pasti akan sangat senang, mengingat Palangka Raya adalah Pintu Gerbang utama semua bidang kebutuhan," tulis Carli.

Menurut Carli, banyak aspek yang harus diperhatikan jika ingin mengalihkan lokasi kegiatan FBIM ke daerah lain, seperti rencana pelaksanaan di Kotim ini. Salah satunya adalah dampak kepariwisataan, mengingat alat transportasi wisatawan ke kota tempat pelaksanaan kurang memadai.

"Artinya akses transportasi udara sangat berpengaruh. Tempat inap atau hotel, biaya, dan lainnya juga perlu diperhatikan. Ketika ini dialihtempatkan pelaksanaan kegiatan, maka akan berdampak negatif, mengurangi jumlah wisatawan yang berkunjung tentunya mengurangi pemasukan Negara," pungkasnya.

Meski begitu, Carli mengakui jika memang event ini digilir pada daerah yang berbeda maka juga akan memiliki dampak positif bagi daerah pelaksana. Salah satunya mempercepat pembangunan infrastruktur, perekonomian, dan sebagainya.

"Hanya saja bagaimana dengan daerah lain yang memiliki anggaran sangat minim akibat pemasukan daerah yang memang sedikit. Apakah mungkin tim tidak diberikan kompensasi lebih dari keikutsertaan. Saya pribadi sangat tidak ingin keikutsertaan kegiatan tanpa mempertimbangkan kebutuhan," tandasnya.

Sementara itu, Benny Tundan menyesalkan keadaan ini. Festival Isen Mulang yang dianggap masih belum "mendunia", dan sedang terus diperjuangkan malahan dibuat kebijakan-kebijakan baru lagi.

"Ya berdoa saja semoga kebijakan tersebut bisa dipertimbangkan kembali. Moment FBIM adalah moment hadiah buat pejuang-pejuang di dunia seni dan budaya adat Dayak Kalimantan Tengah. Moment bagaimana saudara-saudar kita yang di daerah bisa mengenal dan belajar bagaimana perkembangan ibukota provinsi Kalteng, moment bertemu dengan saudara-saudara pejuang kita bersama. Tidak mudah buat kebijakan sistem dadakan tersebut karena dari daerah pun pusing dengan kebijakan yang baru. Wahai pemangku kebijakan tolong renungkan," tulis Benny. (TESTI PRISCILLA/B-8)

Berita Terbaru