Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Wonosobo Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ringgit Menguat Ancam Tekan Harga Minyak Sawit

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 23 Februari 2017 - 16:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Memasuki perdagangan Kamis (23/2/2017), pelaku pasar di Bursa Malaysia Derivatives Exchange dihadapkan pada sentimen negatif dari menguatnya nilai tukar ringgit Malaysia.

Penguatan ringgit yang menjadi mata uang untuk perdagangan sawit, akan membuat harga komoditas andalan Malaysia dan Indonesia ini lebih mahal bagi pelaku pasar yang memegang mata uang asing, khususnya dolar AS, kata pelaku pasar di Kuala Lumpur, seperti dilansir Bernama, Kamis.

Nilai tukar ringgit bergerak menguat pada awal perdagangan Kamis menyusul merebaknya sentimen positif di pasar keuangan. Pada pukul 9.00 waktu Kuala Lumpur, ringgit ditransaksikan di level 4,4480/4520 terhadap dolar AS, dari sehari sebelumnya di posisi 4,4510/4540 per dolar.

Seorang dealer di pasar keuangan Malaysia mengatakan berita yang menyebutkan harga minyak mentah diperkirakan akan menguat hingga menuju level US$70 per barrel telah menciptakan momentum positif, dan ini menguntungkan bagi negara-negara pengekspor minyak, termasuk Malaysia.

"Namun, pelaku pasar masih akan memfaktorkan hasil rapat kebijakan US Federal Reserve, yang menjaga prospek kenaikan suku bunga acuan pada Maret," kata dealer tersebut.

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontrak April ditutup turun 74 sen, atau 1,4%, menjadi $53,59 per barrel.

Komentar dari Menteri Perminyakan Qatar Mohammed al-Sada memberikan sentimen negatif ke pasar, yang mengatakan bahwa negara penghasil minyak besar di luar OPEC tidak memangkas produksi sebanyak yang telah mereka janjikan.

Pasar khawatir dengan kenaikan produksi negara non-OPEC, seperti AS dan Rusia.

Sementara itu, futures minyak sawit untuk kontrak Mei di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 0,9 persen menjadi 2.809 ringgit ($631) per ton pada penutupan perdagangan kemarin. Pada sesi pertama, harga sempat jatuh ke level 2.763 ringgit, yang merupakan level terendah sejak 7 November. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru