BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Kasus pembobolan bangunan sarang walet semakin meningkat. Dalam sebulan ini saja, di Kelurahan Raja Seberang, Pangkalan Bun telah terjadi tiga kasus pencurian sarang walet. Kasus pembobolan dan pencurian sarang burung walet juga marak terjadi di Kecamatan Kumai.

Namun, entah kenapa, pemilik bangunan sarang walet seperti enggan melaporkan kasus ini ke polisi. Akibatnya, kejadian serupa terus berulang hingga mengakibatkan kerugian ratusan juta rupiah bagi para pemilik sarang walet. Sindikat pembobol bangunan walet ini anehnya seakan sudah menguasai lokasi dan mengetahui kapan penjaga bangunan walet tidak berada di tempat.

Seperti yang terjadi Senin (20/2/2017), bangunan walet milik investor dari Semarang dibobol untuk kesekian kalinya. Sejak berdiri pada 2013 lalu, bangunan itu sudah lebih dari lima kali dibobol, tanpa diketahui siapa pelakunya.

Menurut Wito, karyawan salah satu bangunan sarang walet, sindikat pembobol itu bekerja profesional. Mereka bisa menghabiskan sarang burung walet dalam hitungan jam. Selain itu, dari modus mereka melakukan aksinya dengan menjebol tembok, diduga mereka terlebih dahulu sudah memperhitungkan situasi sekitar. Jumlah pelakunya pun lebih dari satu orang.

"Mereka ini sindikat. Dugaan saya sih mereka bekerja lintas kabupaten, dan jumlahnya setiap kali beraksi lebih dari satu orang," kata Wito.

Sementara itu, Kapolsek Kumai, AKP Hendri mengatakan laporan tidak ada laporan pembobolan gedung sarang walet di wilayahnya. " Belum ada laporan yang masuk," kata Hendri. (KOKO SULISTYO/B-10)