Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Minyak Sawit Kalah Bersaing dengan Minyak Kedelai

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 24 Februari 2017 - 09:36 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pada perdagangan Kamis (23/2), harga minyak sawit memasuki sesi kelima dari enam sesi terakhir berada di area negatif, dan bahkan menyentuh level terendah dalam empat bulan.

Pemicunya masih sama, yakni kekhawatiran terhadap meningkatnya produksi dan lesunya kinerja ekspor minyak sawit Malaysia, kata seorang pelaku pasar di Kuala Lumpur seperti dilansir Reuters, Jumat (24/2).

Futures minyak sawit untuk kontrak Mei, 1FCPOc3, di Bursa Malaysia Derivatives Exchange merosot 1 persen menjadi 2.782 ringgit ($625,59) per ton pada penutupan perdagangan Kamis. Pada sesi kedua perdagangan, harga minyak sawit sempat jatuh ke level 2.743 ringgit, yang merupakan level terendah sejak 4 November.

Pada Rabu (22/2), harga minyak sawit sempat naik sekitar 1 persen, yang merupakan penguatan pertama dari empat sesi sebelumnya. Namun merosot sekitar 9 persen sejak awal pekan ini.

Tercatat volume perdagangan sebanyak 95.844 lot.

Selain karena kecemasan akan meningkatnya produksi dan lemahnya ekspor, tekanan terhadap minyak sawit juga berasal dari minyak nabati pesaing, yaitu minyak kedelai.

"Terlalu besar tekanan yang diberikan minyak kedelai ke pasar," kata pelaku pasar tersebut.

Rendahnya harga minyak kedelai membuat komoditas ini lebih menarik bagi pembeli di negara-negara penyerap minyak nabati terbesar dunia, yakni Tiongkok dan India.

Permintaan minyak sawit selama Februari diperkirakan merosot setelah pengiriman meningkat pada Januari seiring dengan perayaan Tahun Baru Imlek.

Sedangkan kinerja ekspor turun 0,8 persen pada periode 1-20 Februari, dibandingkan periode yang sama pada Januari, berdasarkan data Intertek Testing Services. Kemudian Societe Generale de Surveillance menyebutkan permintaan minyak sawit tumbuh 1,7 persen. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru