Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Sumba Timur Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Tiga Perusahaan Harus Bertanggung Jawab Atas Banjir di Aruta

  • Oleh Cecep Herdi
  • 28 Februari 2017 - 19:14 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Tiga perusahaan besar yang beroperasi di Kecamatan Arut Utara (Aruta), Kabupaten Kotawaringin Barat, harus bertanggung jawab atas bencana banjir yang merendam lima desa dan satu kelurahan di kecamatan itu.

Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD Kobar Tuslam Amirudin menyebut tiga perusahaan yang mengelilingi kecamatan Aruta itu harus bertanggung jawab untuk menanggulangi masyarakat dari bahaya banjir. Pasalnya tiga perusahaan itu telah menyumbang bencana banjir dari dampak perubahan kawasan hutan menjadi perkebunan.

"Sekarang ini perusahaan harus memprioritaskan korban banjir. Karena yang saya ketahui, banjir di Aruta saat ini sudah mulai parah," kata Tuslam, Selasa (28/2/2017).

Ia menjelaskan, keberadaan kawasan perkebunan dari tiga perusahaan itu telah menyebabkan banjir yang semakin parah.

"Dulu sebelum ada perusahaan itu, sebelum hutan berubah menjadi perkebunan, banjir di Aruta tidak sampai merendam rumah warga. Sekarang setelah hutan menipis dan hanya ada perkebunan di mana-mana, Kecamatan Aruta menjadi langganan banjir tiap tahun. Dan 2016 ketiggian banjir sampai menenggelamkan runah warga," jelasnya.

Sekali lagi ia sebagai Anggota Komisi A DPRD Kobar mendesak tiga perushaan itu untuk bertanggung jawab.

"Kecamatan Aruta ini kan dikelilingi perusahaan besar, ketiganya membuka lahan di sekitar Arut Utara, perkara apakah banjir disebabkan oleh pembukaan lahan atau tidak, perusahaan harus bertanggung jawab," kata Tuslam.

Ia juga menyebut, CSR dari tiga perusahaan itu tidak menyejahterakan rakyat.

"Sesuai amanat undang-undang, CSR dari perusahaan itu harus menyejahterakan masyarakat yang dekat dengan lingkungan perusahaan, hitung-hitungan persentasenya pun ada. Tapi kenyataannya masih kurang bahkan tidak sepantasnya," tegasnya.

Ia meminta kepada pihak perusahaan untuk lebih peduli dan harus berani mengeluarkan dana untuk membantu masyarakat yang ada di sekitar perusahaan.

"Sekarang kita tanya berapa persen sih CSR yang dikeluarkan untuk masyarakat Aruta Kami mengharapkan Pemkab Kobar lebih tegas lagi kepada perusahaan terkait CSR perusahaan ini," pinta Tuslam.

Senada, Camat Arut Utara, Marwoto mengatakan parahnya banjir Aruta disebabkan oleh pembukaan lahan dan perubahan kawasan hutan menjadi perkebunan.

"Pembukaan lahan dan adanya perusahaan menjadi penyumbang terbesar bencana banjir Aruta," kata Marwoto saat meninjau banjir di Kelurahan Pangkut, Kecamatan Aruta. (CECEP HERDI/B-2)

Berita Terbaru