Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. OKU Selatan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Dampak Harga Mahal, Pencurian Tanaman Cabai Marak, Resahkan Petani

  • Oleh Muhammad Hamim
  • 01 Maret 2017 - 18:46 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Meroketnya harga cabai dalam beberapa bulan terakhir membuat sejumlah petani cabai di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) resah. Hal itu dikarenakan maraknya aksi pencurian tanaman komoditas tersebut.

Pencurian yang dilakukan maling tersebut bukan hanya dengan cara memetik buahnya saja, namun langsung mencabut batang pohon cabai yang sudah siap dipanen.

'Kami sangat resah dengan aksi pencurian tersebut. Iya kalau mengambil buahnya saja masih mending. Karena masih bisa berbuah lagi, namun kalau pohonnya langsung dicabut, itukan sangat merugikan,' ujar Doni, petani di Desa Tinduk, Kecamatan Baamang, Kotim, Rabu (1/3/2017).

Aksi tersebut tidak hanya satu dua kali saja terjadi. Namun sudah sering. Pencuri itu langsung saja mencabut pohon cabai yang sudah siap panen.

Mereka beraksi juga tidak hanya pada malam hari, namun juga siang atau sore hari, saat sang petani atau pemilik kebun tidak ada di tempat tersebut. 

'Sangat pintar maling tersebut, karena mereka mencari kelengahan petani, dan langsung beraksi,' kata Doni.

Sementara saat ini harga cabai di tingkat petani bervariasi. Untuk cabai hijau, biasanya dihargai sekitar Rp60 ribu per kilogram. Kemudian cabai yang sudah mulai memerah dihargai sekitar Rp80 ribu per kilogram.

'Kalau di tingkat petani memang masih murah, karena biasanya pengepul belinya borongan. Kalau sudah dijual di pasar, harganya mencapai Rp150 ribu per kilogram,' terang Doni. (MUHAMMAD HAMIM/B-5)


TAGS:

Berita Terbaru