Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Raih Penghargan Paling Rukun, Seharusnya Kalteng Tujuan Study Banding Bukan Sebaliknya

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 03 Maret 2017 - 09:01 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya ' Pascapenobatan Kalimantan Tengah (Kalteng) sebagai peraih peringkat pertama Harmony Award dari Kementerian Agama (Kemenag) RI yang berarti paling rukun dan harmonis, membawa konsekuensi khusus. Artinya, Kalteng sudah bisa menjadi contoh.

Sehingga, idealnya sudah tidak perlu lagi sering melakukan perjalanan dinas dalam rangka studi banding ke daerah lain untuk belajar bagaimana membina kerukunan agama. Satu hal yang terus dilakukan yakni cukup dengan merawat keberagamaan dan kebhinekaan yang ada di Bumi Tambun Bungai Bumi Pancasila ini.

Hal itu disampaikan Rektor IAIN Palangka Raya Ibnu AS Pelu, yang mengaku setuju jika Kalteng cukup memperkuat kerukunan beragama yang ada dan sudah terjalin baik serta terbukti menjadi terbaik nasional. 'Kecuali alasan khusus untuk memperkaya khazanah pemahaman dari daerah lain, boleh saja (studi banding keluar),'kata Ibnu kepada Borneonews.co.id dalam pesan singkatnya, Jumat (3/3/2017).

Ia melanjutkan, penghargaan tersebut memiliki arti, Gubernur Kalteng telah mampu merajut kerukunan antara organisasi massa (Ormas) Keagamaan dan membina Forum kerukunan umat beragama (FKUB) dengan baik.

"Dengan cara merawat dan mempertahankan tradisi yang baik ini, maka keharmonisan akan menjadi keniscayaan, sebagaimana visi keenam Gubernur Kalteng Sugianto Sabran yaitu mewujudkan Kalteng Harmonis," kata dia.

Dukungan serupa disampaikan Ketua Pengurus Wilayah Fatayat NU Kalteng, Saidah Suryani. Ia juga setuju FKUB dan forum kerukunan lainnya, cukup memperkuat basis keberagamaan dan kemajemukan yang ada di Kalteng. Harmony Award yang diterima Kalteng, cukuplah menjadi bukti daerah lain bahwa kemajemukan suku dan agama di Kalteng patut ditiru dan dijadikan model atau contoh bagaimana hidup berdampingan dalam perbedaan namun tetap rukun dan damai.

'Itu adalah ide konstruktif bagaimana Kalteng menarik orang luar daerah untuk mencontoh bagaimana kehidupan beragama di Kalteng, bagaimana model kerukunan yang kita buat, kearifan lokal yang kita warisi, dan seterusnya, tidak perlu harus terus mencontoh milik orang atau di daerah lain,' katanya. (M ROZIQIN/B-8)

Berita Terbaru