Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pengusaha Tempe Keluhkan Harga Kedelai Tinggi

  • Oleh Muhammad Hamim
  • 03 Maret 2017 - 23:56 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Pengusaha pengolahan tempe di Desa Pelangsian, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengeluhkan dengan harga kedelai yang tinggi.

Hal itu dianggap sangat berdampak dengan biaya produksi tempe yang diolah oleh para pengusaha.

Seperti yang dikatakan Ahmad Nahroji, salah satu pengusaha tempe di Desa Pelangsian. Dimana saat ini harga bahan baku utama pembuatan tempa cukup tinggi, bahkan mencapai Rp8 ribu per kilogram.

"Cukup tinggi harganya, namun terpaksa kami tetap beroperasi, guna memenuhi kebutuhan sehari-hari," ujar Ahmad, Jumat (3/3/2017).

Tingginya harga kedelai yang digunakan untuk pembuatan tempe tersebut merupakan impor. Sehingga harganya cukup tinggi. Walaupun begitu, dirinya berharap harga tetap bisa turun. Agar penghasilan mereka bisa bertambah.

Sementara, untuk sekali produksi, pengusaba tempe tersebut membutuhkan sekitar satu kwintal kedelai atau 100 kilogram. Setelah diolah melalui proses perebusan, peragian dan pembungkusan, maka akan menghasilkan sekitar 140 bungkus tempe.

"Ada dua ukuran tempe yang diolah, yakni kecil dan besar. Untuk yang bungkus kecil dijual dengan harga Rp4 ribu per bungkus," kata Ahmad.

Disampaikannya, biasanya dia dalam sekali produksi memerlukan waktu sekitar dua hari, dari perebusan hingga siap dipasarkan. Tempe yang mereka produksi biasanya dipasarkan ke Kota Sampit saja, yaitu ke kawasan Pasar Subuh dan sekitarnya. (MUHAMMAD HAMIM/B-5)

Berita Terbaru