Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Sabu Raijua Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Wartawati Tidak Boleh Manja

  • Oleh Roni Sahala
  • 08 Maret 2017 - 12:52 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Oktrika Nugraheni, wartawati senior di Kalimantan Tengah mengatakan, perempuan di dunia jurnalistik tak boleh manja. Jangan sesekali minta dikhususkan dengan dalih gender. Ibu tiga anak itu mengatakan, "Hari Perempuan Internasional" yang jatuh tiap tanggal 8 Maret, harus dimaknai luas. Salah satunya dengan tidak mendiskriminasi diri.

"Kita perempuan, bekerjalah secara profesional. Jangan minta dikhususkan karena kita perempuan," kata Oktrika di Palangka Raya, Rabu (8/3/2017).

Oktrika mengakui, tak mudah bagi seorang wanita untuk menjadi pewarta. Pelecehan seksual baik secara verbal bahkan perbuatan masih sering terjadi.

Namun jelas dia, hal itu tidak bisa dijadikan alasan untuk minta perlakuan khusus dalam arti umum. Sebab hal itu sama saja tidak menghormati persamaan hak yang telah diperjuangkan sebelumnya.

Demo buruh

Hari Perempuan Internasional dari International Women's Day, dirayakan 8 Maret setiap tahun. Tetapi, dari mana sebenarnya asal usul perayaan itu Wikipedia menulis sebuah cerita yang beredar di lingkaran internal kolomnis Perancis, tentang seorang perempuan buruh pabrik tekstil berdemonstrasi, 8 Maret 1857 di New York.

Demonstrasi digulirkan dengan tujuan melawan penindasan dan rendahnya gaji buruh. Demo tersebut dibubarkan secara paksa oleh pihak kepolisian. Pada 8 Maret 1907, Hari Perempuan Internasional diresmikan sebagai peringatan terhadap kasus yang terjadi 50 tahun sebelumnya itu.

Tetapi, Feminis Temma Kaplan berpendapat, peristiwa demo buruh perempuan tersebut tidak pernah terjadi, meski akhirnya banyak orang Eropa percaya, 8 Maret 1907 merupakan awal terbentuknya Hari Perempuan Internasional.

Yang jelas, demonstrasi 8 Maret 1917, atau 10 tahun gerakan International Women's Day, oleh para perempuan di Petrograd memicu terjadinya Revolusi Rusia. Hari Perempuan Internasional secara resmi dijadikan sebagai hari libur nasional di Soviet Rusia pada 1917, dan dirayakan secara luas di negara sosialis maupun komunis.

Pada tahun 1977, Hari Perempuan Internasional diresmikan sebagai perayaan tahunan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tujuannya, memperjuangkan hak perempuan dan mewujudkan perdamaian dunia. (RONI SAHALA/N).

Berita Terbaru