BORNEONEWS, Palangka Raya - Martini dan Risdalela, dua pengacara ini mengatakan perempuan harus jadi motor perubahan. Seperti yang mereka lakukan di bidang hukum.

Martini menuturkan, mendekati 20 tahun era reformasi di Indonesia, bukan rahasia umum jika hukum masih bisa dibeli. Namun bukan berarti keadilan tidak bisa ditemukan.

"Alasan itulah yang membawa saya menjalani profesi sebagai pengacara, untuk mencari keadilan bagi orang yang terjerat hukum," kata Martini di Pengadilan Negeri Palangka Raya, Rabu (8/3/2017).

Risdalena menuturkan, sebagai perempuan sekaligus seorang ibu, profesi pengacara memang sedikit aneh. Karena kadang harus ke luar kota untuk membela klien.

Dalam beberapa kesempatan juga perempuan sering dipandang lemah. Namun, semua itu haruslah dijadikan semangat untuk berkarya.

"Bukan hanya mencari keadilan bagi orang lain, tapi perempuan juga harus mencari keadilan untuk kaum perempuan," kata Risdalena. (RONI SAHALA/B-3)