Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Dewan Harap Disperindagsar Barut Miliki Anggaran Pemeriksaan Makanan ke Lab

  • Oleh Ramadani
  • 13 Maret 2017 - 06:06 WIB

BORNEONEWS, Muara Teweh ' DPRD Barito Utara berharap dinas terkait memiliki anggaran khusus untuk melakukan tes sampel makanan dan minuman ke laboratorium ke BPOM Palangka Raya. Karena ketiadaan dana ini menghambat hasil temuan di lapangan oleh tim kabupaten, menyangkut keamanan makanan dan minuman yang beredar di masyarakat. Itu informasi yang diperoleh anggota DPRD Barito Utara, Sunario.

'Dengan tidak adanya anggaran tersebut, mereka kesulitan dalam melakukan tes ke provinsi', kata Sunario, di Muara Teweh, Minggu (123/2017).

Sunario menyangkan kondisi itu. Pasalnya, hasil tes tersebut sangat diperlukan, karena menyangkut kepentingan orang banyak. Sebagai dinas yang membidangi masalah ini, besar tanggung jawab mereka agar konsumen atau pembeli makanan ini merasa aman. Apalagi pemerintah daerah harus memastikan, makanan dan minuman yang beredar di masyarakat layak dan aman untuk dikonsumsi atau tidak.

'Harusnya ada perencanaan anggaran dari Dinas Perdagangan dan Pasar (Disperindagsar) untuk tes laboratorium BPOM Palangka Raya karena ini sangat penting bagi kesehatan masyarakat bumi Iya Mulik Bengkang Turan,' ucap anggota komisi B ini.

Apalagi penikmat pentol, misalnya, sebagian besarnya adalah anak-anak yang merupakan generasi penerus, Karena itu, urai Sunario, sangat disayangkan apabila makanan yang dikomsumsi warga mengandung hal-hal yang berbahaya, seperti racun dan pada akhirnya merusak sistem pertahanan kekebalan tubuh mereka.

Kepala Disperindagsar Barut Hajranoor melalui Sekretaris Disperindagsar Tursia Raya Teddy mengatakan kesalahan prosedur pengiriman sampel makanan yang diuji di BPOM Palangka Raya salah satunya karena keterbatasan anggaran. "Kami tidak memiliki anggaran murni untuk mengetes hasil temuan dilapangan yang diduga mengandung formalin ke BPOM Palangka Raya.

Untuk itu, pengiriman sebelumnya menggunakan anggaran cadangan dinas," kata Tursia kepada Borneonews, Minggu (12/3/2017).

Ia menjelaskan beberapa waktu lalu, memang beberapa makanan hasil sidak lapangan terindikasi mengandung bahan berbahaya, seperti pentol yang diduga berformalin. Bahkan, setelah Disperindagsar melakukan uji kandungan makanan pentol itu positif berformalin. "Namun saat dibawa ke BPOM Palangka Raya dinyatakan negatif, ini diduga karena prosedur saat membawa sampel makanan itu salah dan seadanya saja." (RAMADHANI/N).

Berita Terbaru